Selasa, 03 Juli 2012

Melayani Seks Pembantuku

Cerita Dewasa ngentot pembantu ini terjadi saat aku dan suamiku pindah ke suatu daerah di Sumatera Selatan. Sebagai pengusaha yang sukses, suamiku membuka sebuah perkebunan di daerah itu. Sedang kedua anak kami kutitipkan di tempat neneknya di Padang. Di kota ini aku tinggal dan sengaja ikut suami. Sebagai pengusaha, ia ingin kudampingi sehingga tidak merepotkannya untuk pulang pergi ke Padang menemuiku. Anakku yang pertama berumur 6 tahun dan yang kedua berumur 5 tahun. Sekali sebulan aku pulang menemui kedua anakku.

Di rumahku kini aku tinggal dengan dua orang pembantu. Yang satu perempuan, sementara satunya lagi seorang laki-laki yang bertugas menjaga rumah sekaligus membersihkan mobil dan taman di rumahku ini. Laki-laki itu namanya Oding. Ia dipekerjakan oleh suamiku karena di daerahku ini amat sering terjadi perampokan. Masyarakatnya pun masih terbelakang. Pak Oding sangat disegani oleh masyarakat desa ini. Umurnya 52 tahun. Badannya sangat kekar. Hanya kakinya yang pincang sebelah akibat berkelahi dengan perampok beberapa tahun yang lalu. Para perampok itu berhasil dikalahkannya. Hanya saja satu kakinya pun menderita kelumpuhan akibat bacokan.

Setiap minggu, suamiku pergi ke perkebunan selama 1-2 hari dan bermalam di base campnya. jadi aku terpaksa tinggal sendirian di rumah ini bersama kedua pembantuku. Letak rumahku di desa ini jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Tidak heran jika malam hari amat sepi dari kebisingan. Saat ini umurku menginjak 29 tahun dan suamiku 31 tahun. Kami dulunya kuliah bersama-sama. Suamiku memilih jadi pengusaha dan aku disarankannya menjadi ibu rumah tangga, karena segala kebutuhan hidupku telah tercukupi olehnya. Suamiku amat pengertian dan mencintaiku. Hampir dua kali seminggu kami selalu melakukan hubungan suami istri yang sering membuatku puas dan orgasme. Ini membuatku tambah mencintainya. Meskipun telah memiliki dua orang anak namun kami tetap mesra dan hangat.

Suatu saat suamiku sedang ke Jakarta untuk beberapa hari. Terpaksalah aku tinggal dan ditemani kedua pembantuku. Saat itu aku merasakan ada yang lain pada diri pembantuku yang laki-laki. Pak Oding sering mencuri pandang terhadapku. Sebagai majikannya, aku anggap bisa saja namun lama-kelamaan aku merasa jengah juga. Aku maklum, sebab sebagai laki-laki normal, Pak Oding tentu juga memiliki nafsu dan keinginan, namun aku tidak mungkin berselingkuh dengan pembantuku. Aku tidak mau mengkhianati suamiku.

Suatu saat, ketika aku mau ke pasar dengan menyetir mobilku, Pak Oding mencuri pandang ke arah dadaku, yang saat itu agak rendah belahannya. Bulu kudukku agak merinding melihat matanya yang melotot memandang dadaku.
Suamiku, karena kesibukannya, kini jarang sekali memberiku nafkah batin. Sebagai wanita normal, aku sebetulnya menginginkannya. Pada malam hari, suamiku mulai selalu pulang dalam keadaan capai dan terburu-buru.
Suatu hari, suamiku kembali ke perkebunan. Diperlukan waktu 4 jam untuk pergi ke sana. Hari itu cuaca hujan disertai guntur, namun suamiku tetap pergi karena ada yang perlu ia atur dengan para petani di perkebunan.
Malam itu, aku tidur sendiri di kamarku yang cukup luas. Aku tak bisa tidur. Gairahku menghentak-hentak. Aku menjadi pusing dan mencoba keluar kamar untuk minum, dengan harapan akan dapat menurunkan gairahku.
Di ruang belakang, aku mendengar suara televisi hidup. Aku pun pergi ke situ. Rupanya Pak Oding belum tidur dan masih nonton. Sedangkan pembantuku yang wanita tadi siang pulang ke kampungnya karena ada keperluan. Jadi di rumah itu sekarang yang ada hanya aku dan Pak Oding.
Lalu kusapa dia, “Oooo, Pak Oding belum tidur ya?”
“Belum, Bu… Acaranya bagus, nih,” katanya lagi, sambil tiduran di lantai.
Lalu aku ikut duduk juga di lantai yang beralaskan permadani itu untuk nonton. Saat itu aku mengenakan kimono tidur.
“Bu, Bapak pulangnya kapan? Udah malam kok belum juga pulang?” kata Pak Oding.
“Besok, Pak,” kataku, “Ada urusan penting di perkebunan.”
“Oooo…” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Lalu ia berkata, “Kasian juga Ibu tinggal sendirian. Malam lagi… Apa ndak takut, Bu?”
“Oooo….. Nggak lah, Pak… Kan ada Bapak…. yang menjaga,” jawabku.
Dueeeerrrrrrrrrrrr!!!!!!… Terdengar bunyi petir yang diiringi hujan dan angin badai. Aku agak takut juga, namun tidak kuperlihatkan. Terbayang olehku kalau-kalau Oding memperkosaku saat ini.. Ihhhh ngeri, pikirku. Lalu aku beranjak ke kamarku…
“Kemana, Bu?” Tanya pak Oding.
“Saya tidur dulu…” Jawabku.
“Awas lho, Bu… Ada hantunya…!” katanya.
“Husyyyyy… Bapak ini koq nakutin saya?” kataku.
“Bukan begitu, Bu. Kan Ibu dengar sendiri bunyi itu,” katanya lagi.
Aku diam dan coba mendengarkannya… Memang ada suara gemerisik, namun tak jelas apakah karena hujan atau bukan. Aku merasa takut dan minta Pak Oding menemaniku…
“Pak… tidur di kamarku aja.. tapi dilantainya ya?” kataku.
“Baiklah, Bu….” Jawabnya sambil berdiri dan mematikan televisi. Pak Oding berjalan tertatih-tatih, karena kakinya memang pincang. Ia pun masuk kekamarku dan aku berikan sebuah bantal kepadanya. Aku tidur diatas ranjang yang besar dan kosong.
Mataku tak mau terpejam. Oding pun aku lihat belum tidur. Lalu kami bercerita tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaanya sampai ke keluarganya di kampung.
“Bu… malam ini apa nggak kedinginan,” tanyanya.
Aku pikir ini pertanyaan yang kurang ajar dari seorang pembantu kepada majikannya.
“Nggak,” kataku singkat.
“Pak Oding Gimana? Mau selimut?” tawarku.
“Tidak usah, Bu,” tolaknya.
Aku turun dari ranjangku dan duduk di lantai dekat Oding.
“Mataku tak mau tidur, Pak”
“Masih takut, Bu?” tanyanya sambil duduk juga dekatku.
Lalu tangannya melingkar di bahuku. Aku kaget dan menepiskannya.
“Jangan, Pak. Saya kan istri Bapak, majikan kamu?” kataku.
“Maaf, Bu,” katanya lagi sambil menjauhkan dirinya dariku.
Namun entah kenapa di malam yang dingin dan suasana yang redup itu, tanpa kusadari, aku akhirnya pasrah dalam pelukan Pak Oding yang adalah pembantuku, pembantu haus sex yang butuh pelampiasan.
Aku tahu ia sudah lama berminat pada diriku. Aku yang sedang dilanda kesepian akhirnya tergoda juga untuk berhubungan intim dengan Pak Oding. Apalagi suasana saat itu sangat mendukung.
Beberapa saat setelah kutolak, malah aku yang lalu merapatkan tubuhku ke tubuhnya. Saat itu Pak Oding agak kaget namun ia dengan cepat dapat menangkapnya. Ia pun kembali melingkarkan tangannya di bahuku. Kali ini aku tak menolak. Beberapa waktu kemudian, kurebahkan kepalaku di bahunya yang bidang.
Tampak jelas bahwa Pak Oding sangat senang mendapatkan kenyataan itu. Tanpa perlu mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung mengerti lampu hijau yang kuisyaratkan padanya. Tangannya pun lalu mulai berani bergerilya ke sekujur tubuhku yang dibalut kimono sutra. Akhirnya aku tak bisa berbuat apa-apa untuk menolaknya saat ia lepaskan satu per satu kimono tidurku hingga aku tak berpakaian sehelai benang pun.
Di malam itu aku pasrahkan setiap rongga tubuhku yang putih mulus ini untuk dicumbui pembantuku yang sudah tua ini. Malam itu pun aku terima keperkasaan permainan yang disuguhkan Pak Oding kepada tubuhku. Dengan sukarela, malam itu aku disenggamai oleh Oding. Aku pun menikmati setiap hentakan kelamin Pak Oding yang bergerak-gerak di dalam kemaluanku.
Buah dadaku pun tidak luput dari jamahan tangan kasarnya. Malam yang dingin itu, membuat kami bersama-sama sampai di pendakian birahi. Tubuhku dan tubuh pak Oding sama-sama basah oleh keringat dan saling bercampur.
Aku tidak berpikir tentang kekayaan dan wajah laki-laki yang menggauliku malam itu. Yang aku pikirkan adalah kepuasan ragawi yang diberikan pembantuku. Meskipun kakinya cacat namun ia amat perkasa mengaduk-aduk vaginaku.
Ada juga terbersit rasa penyesalan di dadaku karena telah mengkhianati suamiku dan menyeleweng dengan ngentot pembantu ku yang sudah tua ini. Sampai menjelang pagi Pak Oding tidak henti-hentinya terus mengaduk-aduk kemaluanku dengan penisnya yang panjang dan besar.
Semenjak kejadian itu, aku jadi terperangkap oleh permainan seks yang diberikan Pak Oding. Dengan suatu kode saja, ia akan tahu arti dan keinginanku. Di ranjang yang biasanya aku tiduri dengan suamiku ini, aku serahkan kehormatanku sebagai istri kepada Pak Oding bulat-bulat. Sampai saat ini aku masih selalu menjalaninya bersama dengan Oding saat suamiku ke Jakarta atau ke perkebunan.

Minggu, 01 Juli 2012

Nikmat selingkuh dengan supir dan tukang kebun



Meski usianya menginjak 60 tahun. Tapi dia masih terlihat kekar , berotot . Maklum kehidupan keras di penjara , membuat tubuhnya beradaptasi sedemikian rupa .Kakinya segera melangkah , meninggalkan penjara terkutuk itu . Dia ke rumah Gondo , sahabatnya waktu di penjara dulu . Gondo pun memberinya pekerjaan sebagai penarik becak .Keesokan harinya iapun mulai bekerja menarik becak meskipun masih terbatas daerahnya , maklum Warso belum begitu hafal jalan jalan dikota itu. Saat menarik becak,naas menimpanya, tanpa disangka ia tertabrak sebuah sedan hingga tubuhnya terpelanting keaspal sedangkan becaknya rusak.Warso dibawa ke rumah sakit terdekat . Luka Warso tidak parah , hanya luka ringan . setelah di beri pengobatan . Warso dinyatakan sehat .Entah setelah naas nya lewat , dia malah di tawari untuk menjadi sopir , oleh si penabrak . Tentu saja Warso tidak menyia nyiakan kesempatan emas ini . Dan warso pun mengucapkan terima kasih pada pak Indra , boss barunya itu .Warso adalah laki2 asal pulau penghasil garam dari JawaTimur. Lebih dari separuh umurnya dihabiskan didalam penjara di berbagai kota di pulau Jawa. Saat masih muda ia telah terbiasa dilingkungan yang keras dan kasar,juga kejam. Masih dalam usia muda Warso telah diusir oleh warga daerahnya di Pulau itu karena sifat dan prilakunya yang sering meresahkan warga kampung .Hingga akhirnya ia sampai di kota Surabaya . Hampir tiada hari baginya yang untuk selalu berbuat jahat. Merampok, jambret dan melukai orang telah beberapa kali dilakoninya. Tapi tak mungkin Dia menceritakan semua ini pada Indra , dan Indra pun tak mengetahui hal itu . Yang jelas warso terlihat sedang berada di kamar sopir , di rumah pak Indra yang mewah di kawasan elit , Surabaya .Malam itu , Warso tampak gelisah , dia tak bisa tidur , dia segera keluar dari kamarnya , berjalan ke belakang . Menyulut sebatang rokok kretek . Asap mengepul keluar dari mulutnya .Saat itu mata Warso terbesit , seberkas sinar , yang keluar dari jendela belakang kamar pak Indra . Kaki kaki Warso melangkah ringan , ada tiray yang terbuka sedikit . Lensa mata Warso menangkap , pemandangan yang tak pernah dilihatnya selama di penjara Pak Indra terbaring , tanpa pakaian . Penisnya tampak mengacung . Sedang seorang wanita muda dangan umur tak lebih dari 25 tahun , wajah yang sangat cantik, dengan tubuh putih mulus , buah dada yang terlihat montok ,tengah bergoyang erotic , mengoyangkan pinggulnya .Kaki Warso bergetar hebat , jantung keras berdegup . Perlahan wanita itu merangkak di atas tubuh pak Indra . Meraba raba penis Indra yang telah , siap penetrasi . Segera perlahan , bokong wanita itu mulai turun , perlahan , namun pasti . Membuat Indra medengus .Perlahan pantat indah wanita itu mulai bergerak , berputar dengan nafsunya. Gerakannya sungguh erotis , membuat Warso yang melihat sangat tidak tahan .Beberapa saat kemudian terdengar suara lengkuahan Indra “ oh , papi keluar ..”. Perlahan gadis cantik itu , turun dari atas tubuh Indra , duduk di samping suaminya.Warso , meninggalkan tempat itu , dan kembali ke kamarnya .Esok harinnya , pagi pagi Warso sudah terlihat , sedang mencuci mobil sedan mewah milik pak Indra . “ Warso , coba ke sini pak “ panggil Indra . Warso segera menghampir , majikannya . “ Selamat pagi pak , ada apa “ kata Warso .“ Ini Warso , kenalkan , ini istri saya Vina “ kata Indra memperkenalkan Vina , istrinya . Vina tersenyum , dia menjulurkan tangannya . Indra menerima jabat tangan itu . Darah Warso berdesir , ketika kulitnya bersentuhan dengan kulit Vina . “ Se se selamat pagi ,Bu “ kata Warso terbata . Vina hanya tersenyum .Setelah menjalani perintah bosnya , yaitu mengantarnya ke kantor , lalu Warso kebali kerumah , untuk menjemput Vina yang berencana akan ke Mal siang itu . Setelah memarkirkan mobil Warso , segera turun dari mobil , dan mencari Vina . Warso menemukan Vina , yang masih duduk di meja makan , sambil membaca majalah . Wasro tertegun , melihat Vina yang duduk dengan baju tidur agak tipis dan agak tersingkap ke atas , hingga sebagian paha putihnya terlihat jelas oleh Warso.“ eh , ma ma maaf Bu , sudah mau berangkat ?” kata Warso yang agak mengejutkan Vina . Vina segera merapikan pakaiannya yang agak terbuka . Lalu dia melihat jam tangannya . “ sebertar , yah ..” katanya , lalu melanjutkan membaca majalah itu .Warso masih berdiri , memandang Vina . Ini membuat Vina risih lalu berkata “ eh pak Warso , saya berangkat nanti , bapak tunggu saja di luar “ . “ eh.. oh maaf bu “ kata Warso . “ Warso , kenapa kamu selalu gugup , kalau bicara sama saya “ kata Vina tiba tiba . “ eh , anu bu , abis , Bu Vina cantik sekali sih “ kata Warso , dengan tatapan mata liar ke arah dada Vina . “ emangnya kamu , gak pernah lihat wanita cantik ?” kata Vina dengan suara agak keras . Warso menjawab “ pernah bu , tapi tak pernah ada yang secantik bu Vina “ . Jawabannya membuat Vina tersenyum , ada sedikit kebanggaan di wajahnya .“ sudah pak , tunggu saya , di luar , saya mau mandi dulu “ kata Vina , lalu berjalan masuk ke kamarnya . Warso , melihat sekeliling ruang itu , matanya melihat sebilah pisau di atas meja naluri kriminalnya bertindak , tangannya segera mengambil pisau itu . Segera dia menyelinap masuk kamar Vina , dan mengunci pintu itu .Vina terkejut melihat Warso , yang secara tiba tiba berada di kamarnya . “ Warso , mau apa kau ?” tanya Vina . “ Saya belum puas , melihat tubuh ibu “ kata Warso . “ jangan kurang ajar kamu yah , sana pergi “ kata Vina . Warso mendekati Vinna , Vinna terlihat panik . Dan tiba tiba sebilah pisau menempel di leher Vinna . Rasa dingin segera menjalar di seluruh tubuh Vina . “ Ibu tidak ingin ke hilangan nyawa bukan “ kata Warso mengancamnya . Vina mengeleng “ jangan , jangan Warso , ambil harta benda di rumah ini , jangan lukai saya “ . “ Harta paling berharga di rumah ini , adalah kamu Vina “ kata Warso lagi Tangan Warso segera melepas pakaian tidur Vina , Tubuh Vina sekarang hanya ditutup celana dalam putih yang mini . Vina tidak memakai Bra . Mata Warso segera tertuju ke buah dada Vina . Tangan Warso yang kasar , segera meremas bongkahan daging kenyal di dada Vina .Vina melenguh “ oh , Warso tolong jangan lakukan ini .. tolong hentikan “ . Lidah Warso pun , mejilati putting payudara wanita cantik ini . Vina terus berusah mendorng kepala Warso , tapi apa daya . Warso terlihat sangat menikmati buah dada majikannya itu.Warso menyusu dengan rakus nya . Sebelah tangannya terus meremas remas buah dada kirinya .Puas dengan itu , Vina di dorong ke pinggir ranjang , dan Vina terduduk . Kaki Vina di buka lebar . Hindung Warso segera mendekat ke selangkanan celana dalam Vina . Vina mengelijing , “ oh , Warso tolong jangan , hentikan “ pinta Vina .Warso dengan nafsu , menghirup aroma Vagina wanita muda ini . Hidungnya terus bergesek dengan selangkangan celana dalam Vina . “ ahh Warso , apa yang kamu lakukan ohh “ . desah Vina , yang tanpa disadarinya dirinya telah birahi .Cairan cairan nafsunya mulai merembes , dari dinding vagina , mengalir membasahi selangkanganan celana dalamnya . Saat itu Warso , segera menyingkap celana dalam Vina kesamping . Matanya menatap vagina indah milik Vina . Jari jari Warso segera membelah , vagian Vina , mencari klitorisnya .Satu sentuhan , lidah Warso telah membuat Vina , menjerit nikmat “ ohh .. Warso “ Lidah Warso terus menjilati klitoris Vina . Liang vaginanya terus mengeluarkan cairan nikmatnya . Vina semakin terangsang , klitorisnya nampak membesar karena nafsu.Jari telunjuk Warso pun mulai , memasuki liang terlarang Vina . Merasakan relung relung dalam liang vagina Vina . Ini membuat wanita muda ini semakin terangsang . Sedang lidah Warso pun terus menjilati Klitoris Vina . Bagai baling baling kipas angin yang berputar cepat , memberi nikmat di klitoris Vina .“ Warso , oh .. aku .. aku tak kuat ohh Warso kamu gila .. ohh “ Vina menyeros tak lagi berpikir rasa malu . Nikmat yang diberikan Warso berbeda dengan yang di terima dari suaminya . Jari jari Warso terus , nyodok nyodok lembut vagina Vina , yang membuat Vina tubuh Vina melengkung .Beberapa saat kemudian , Vina mengejang , dia orgasme .Warso , segera melepas tubuh Vina , melihat tubuh Vina , mengejang beberapa kali , lalu dia membuka celananya . Penis Warso yang hitam , sudah tegak lurus ke depan Vina terkejut , melihat penis Warso yang jauh lebih besar dari penis suaminya . Dia segera berdiri , “ sudah Warso , jangan .. jangan .. “ kata Vina .“ ha ha ha , kamu begitu egois yah , saya sudah membuat kamu orgasme , kenapa kamu tak mau memberi saya kenikmatan “ kata Warso .“ jangan Warso , saya tidak mau , ini saya kasih kamu uang , cari pelacur saja “ kata Vina . “ ha ha ha , ngapain saya cari pelacur , kalau di depan saya ada seorang wanita cantik “ kata Warso lagi .Vina segera menjauh , tapi Warso segera mencegahnya , dengan mengunakan pisau Warso kembali mengancam Vina . “ apa kamu tidak sayang , sama tubuh kamu Vina mau merasakan pisau ini menoreh kulit mulus kamu “ .“ Jangan jangan .. “ jerit Vina . Warso tersenyum , “ baik baik , pokoknya saya harus keluar , kalau kamu gak kasih m-e-m-e-k kamu , mulut kamu juga boleh .Vina sudah terpojok , dan dia harus memilih , mulutnya , atau vaginanya . Dengan ragu Vina memegang penis hitam , milik Warso . Tangannya segera mengocok penis itu . Vina mengocok , penis itu dengan cepat , dengan harapan Warso segera ejakulasi .“ Sayang , saya minta mulut kamu , bukan tangan “ kata Warso . Dengan sangat terpaksa , Vina membuka mulutnya lebar lebar . Dan Warso segera , mendorong penis besarnya masuk , kemulut Vina .Sambil memegang , kepalanya penis itu bergerak keluar masuk mulut Vina . Pertama gerakan penis , Warso bergerak pelan , dan semakin lama semakin cepat . Walaupun Warso sudah berumur , tapi Vina kewalahan menerima penis Warso . Dan Warso terus saja menikmati mulut , Vina .Terus mengoyang batang penisnya di mulut Vina , sampai Warso melenguh keras , dan kepala penisnya , menyemburkan sperma di wajah cantik Vina .Vina segera lari , ke kemar mandi , segera membasuh mukanya .Warso segera merapikan celananya dan keluar dari kamar Vina . Dia duduk di meja makan , meminum air jeruk dingin yang ada di atas meja , serta memakan roti yang tersedia . Vina keluar dari kamarnya “ Kurang ajar , perbuatan kamu akan saya laporkan ke polisi , saya akan laporkan sama suami saya “ . Vina terlihat marah marah , sambil tangannya menekan tombol tombol di Hpnya .Warso tersenyum “ ha ha ha , yah lapor sama , suami kamu , ha ha ha , pa aku di perkosa , m-e-m-e-k ku di jilati , dan aku orgasme pa “ Warso mengejeknya . HP yang di pegang Vina , mulai terhubung ke Hp suaminya , nada sambung pun terdengar . “ dengar yah , Vina sayang , kalau suami kamu tahu kamu di perkosa sama sopirnya , paling paling saya masuk penjara , dan apa yang terjadi dengan diri kamu .. “ kata Warso . Vina masih berdiri , sambil memegang HP di kuping nya . “ Vina , suami kamu bisa aja , menerima tubuh kamu lagi , tapi bisa saja tidak , suami kamu itu orang terpandang , apa mau dapet sisa sisa dari tubuhKu yang kotor ini ha ha ha..” .“ hallo , hallo ,” terdengan suara dari ujung sana . “ ha hallo , papi “ jawab Vina agak terbata . “ yah , mami , ada apa ..” tanya suaminya . “ oh engak , mami cuma mau bilang , entar mau ke mall “ jawab Vina .Setelah pembicaraan Vina dan suaminya selesai , Warso langsung berkata “ kamu memang wanita pandai , lebih baik begitu bukan , tidak ada yang tahu , hanya kita berdua sayang ..” .Vina menatap Warso , lalu dia kembali ke kamarnya .Siang itu Vina tetap ke Mal di antar Warso . Selama dalam perjalanan Warso tak banyak bicara , layak seorang sopir . Dan Warso pun kembali mengantar , Vina dengan selamat , setelah Vina puas belanja di Mall .Malam harinya , kembali Warso mengintip dari jendela belakang kamar pasangan suami istri tersebut . Dan dia melihat , Bos tengah bersagama dengan Vina . Selang beberapa lama , Indra melenguh , dia sudah mencapai puncaknya .Vina segera bangkit , tersirat kekecewaan di wajahnya , Warso dapat menangkap sinyal ke kecewaan ini . Vina terlihat duduk di ranjang di samping tubuhnya suaminya yang telah lemas . Tak lama Indra nampaknya sudah tiba di alam mimpinya .
Vina segera beranjak ke kamar mandi . Saat itu di gunakan Warso unutk menyusup kedalam rumah dan menuju kamar Vina . Dia menunggu sebentar , lalu mengetuk pintu kamar Vina , dengan perlahan .Tak lama Vina , membuka pintu , “ ha Warso , suamiku ada di dalam tahu “ . Tanpa banyak bicara , Warso memegang tangan Vina , dan menariknya keluar . Vina menutup pintu kamarnya perlahan .Warso segera mengangkat , gaun tidur Vina , yang baru di beli di Mall siang tadi . Warso melihat celana dalamnya yang pink senada warna gaun tidurnya . Hidung Warso menpel di selangkangannya .Sadar atau tidak , Vina melebarkan kakinya sendiri . Memberikan ke leluasan bagi Warso . Tangan warso segera menurunkan celana dalam Vina , “ sayang , indah sekali m-e-m-e-k kamu “ .Dalam posisi berdiri di depan pintu kamarnya , Vina menahan desah kenikmatannya Lidah lidah Warso segera menyapu vagina Vina , Klitorisnya yang membesar makin membesar , menerima rangsangan yang kuat dari lidah Warso .Jari , warso pun tak ke tinggalan , menyumbang rasa nikmat , di vagina Vina yang makin membasah . Ingin rasanya Vina mendesah , mengekpresikan rasa nikmatnya , tapi dia menahan , suaminya tertidur di balik pintu itu.Vina terus menerima rangsang rangsan dari Warso , sampai tubuhnya tak bisa lagi menahan , Vina mengejang , berkali kali , lendir nikmatnya mengalir deras . “ Warso , sudah , aku aku sudah keluar .. “ bisik Vina pelan .Warso melepaskanya , dan dia berbisik di telinga Vina , “ sayang kamu , hutang satu kenikmatan sama aku yah “ . Warso mencium kening Vina , dan dia segera meninggalkan Vina yang masih terpaku di depan pintu kamarnya .Hari hari berikutnya Warso tak banyak bergerak . Dia hanya melakukan tugasnya sebagai sorang sopir . Sama sekali tak menganggu Vina . Di hadapan Indra , Warso adalah sopir keluarga yang baik . Dia begitu menghormati istrinya . Warso bagai musang berbulu domba yang pandai bersandirawa , Tuturkanya , juga sopan . Ini mebuat indra semakin percaya padanya .Tapi tiap malam , tanpa pengtahuan Indra dan Vina , Warso mengintipnya , melalui jendela belakang kamar tidur mereka . Warso memeplajari kelemahan Indra . Setelah observasi selama seminggu , Warso tahu , Indra sangat lemah di bidang sex.Dia suami yang hebat , bisa memberi materi berlebih , namun di bidang sex, dia nol besar . Tak tahu cara memuaskan wanita . Sedang Vina , seperti wanita yang suka sex . Hampir setiap malan dia meminta sama suaminya . Dan suaminya sering menolaknya , atau kalaupun Vina memaksa , Vina akan berada di atas , dan suaminya hanya pasif di bawah . Kadang sampai suaminya terlelap .Hari itu , Warso baru saja , mengatar Indra ke airport , Indra harus berangkat ke Jakarta . Dia harus meeting di sana , selama dua hari .Warso segera mencari Vina “ Bu , mau kemana hari ini bu “ . Vina menatap Warso “ tidak , aku tidak berencana keluar rumah hari ini , kan suamiku sedang keluar “ .“ baiklah bu , kalau , ibu memerlukan saya saya ada di luar “ kata Warso meninggalkan Vina . Dahi Vina mengerut , dan heran dengan kelakuan Warso . Padahal saat ini dia tenggah , membutuhkan Warso . Sudah berhari hari Warso tak menyentuhnya , dan suaminya tak bisa membuatnya orgasme .Tapi sebenarnya Warso ingin membuat Vina penasaran , dia ingin Vina memohon meminta orgasme darinya .Selang beberapa jam , Vina terlihat semakin penasaran , dan tak mungkin kalau dia menghapiri Warso dan memohonnya . Tapi saat itu Warso pun sudah ada di depan pintu kamar Vina .Dia membuka pintu kamar Vina . “ mau apa kamu Warso , jangan ganggu saya “ kata Vina , yang sebenaran senang dengan , kehadiran Warso . “ maaf , saya Cuma mau , pinjam telpon ibu , buat nelpon bapak ,mau laporan soal biaya ,mobil yang akan di servis bu “ Warso menjelaskan .“ ha , kenapa gak tunggu bapak pulang saja “ kata Vina . “ Ini perintah bapak bu “ kata Warso lagi . Vina mengambil Hpnya , dan menekan tombol nomer telpon suaminya . Tapi Warso segera merampas Hp itu . Dan dia menarik tubuh Vina , dan memeluknya . Vina meronta “ lepaskan , apa yang kamu lakukan “ . Dengan cepat , Warso membuka baju Vina , juga Branya . Buah dadanya di lahapnya . Lidahnya berputar di sekitar putting susunya . Saat itu juga birahi Vina timbul . Tangan Warso yang lain segera membuka celana dalam Vina .Kini Vina bugil , tan tubuhnya terbaring di atas ranjang . Warso segera berpindah , dia memjilati vagina Vina yang mulai basah . Dan makin membasah ketika lidah Warso menyentuh klitorisnya . “ Aghh , Warso kamu gila ahhh hentikann “ desah Vina . Dan Warso hanya tersenyum .Vina benar benar , menikmati apa yang dilakukan Warso terhadap tubuhnya . Lendir di vaginanya kian membanyak . Saat itu tangan Warsa nenekan tombol call di Hp Vina , yang tadi belum sempat tertekan oleh Vina .Sambil tangannya memainkan klitoris Vina , mata Warso melihat layar HP itu , setelah tersambung , Hp itu di berikan pada Vina “ nih suami kamu mau bicara “ .Vina kaget , melihat perbuatan Warso , mau tak mau dia menerima Hp itu . “ Hallo “ suara suami terdengar . “ Hallo , papi “ balas Vina .Saat itu kembali Warso menjilati vaginanya . “ aghh .. “ desah Vina . “ Vina ..kenapa ada apa .” kata suaminya di seberang sana . “ tidak , tidak a apa apa “ jawab Vina .Tangan Vina mendorong kepala Warso , agar menjauh dari selangkangannya , tapi tak berhasil , tangan Warso kerasa mencengkram paha mulusnya . Dan Warso pun dengan keras nyedot klitorisnya . Ini membuat Vina , kesakitan .“ Aduh … agh… “ jarit Vina . yang tentu saja suaminya mendengar suaranya di hp . “ ahh.. engak papi , perut mami sakit ..” jawab Vina . “ sudah , minta Warso antar kamu ke dokter “ kata suaminya .Warso , kembali menjilati vagina Vina . “ I iyah , en entar aghhh .. ma mami minta . aduh ahhh .. Warso , an antar ke dok dok dokter .. agghh aduhh” .“ mami , mami , cepat ke dokter “ kata suaminya . Warso terus saja menjilati klitoris Vina yang makin memembesar karena nafsu . Cairan nikmatnya terus mengalir . Puncak kenikmatannya makin dekat .“ mami .. haloo .. mami “ kata suaminya kawatir sekali . “ I iyah , papi , perut mami sakit .. agh aghh aduh mami ma mau ke dokter “ kata Vina . Dan dia memutuskan hubungan Hnya . “ aghhh saya tak tahan , gatel banget “ jerit Vina Tubuhnya mengejang , melengkung , dan rebah di ranjang .Warso menghentikan ke giatannya . “ Kenapa , lakukan ini , Warso , apa maksud kamu , kamu ingin suamiku menceraikan ku “ kata Vina terlihat kesal .“ sama sekali tidak sayang , saya hanya mau kamu tidak menjadi munafik , lihat kamu membutuhkan aku , untuk orgasme , suami kamu tidak bisa memebrikan itu “ kata Warso . Vina tertegun . Warso melepas seluruh pakaiannya , dan penisnya yang besar itu telah mengacung keras . “ sayang , kamu hutang dua kali sama saya , sekarang saya tagih “ kata Warso . “ Eh , Warso , tunggu jangan “ kata Vina .“ kenapa lagi sih “ kata Warso . “ saya takut , besar sekali “ kata Vina . Warso tersenyum , dan mendorong tubuh Vina rebah di kasur . Perlahan penisnya menempel di bibir vagina Vina . Perlahan kepala penis itu , membelah vagina Vina dan masuk . Vina mengigit bibirnya , nafasnya memburu . Warso mendorong penisnya lebih dalam “ aghh , sakit pelan pelan “ jerit Vina tertahan .Setelah batang penisnya terpendam dalam vagina Vina , Warso mendiamkanya di sana . Dia memberi waktu bagi vagina Vina , untuk beradaptasi dengan penisnya , dan menikmati liang terlarang Vina . setelah itu , penisnya di tarik keluar perlahan , dan didorong masuk kembali dengan pelan . Vina mengerang nikmat .Warso benar benar memiliki talenta , dia tahu benar bagaimana memuaskan wanita Penis besarnya itu terus bergerak pelan mengesek liang sagamama Vina , memberi rasa nikmat yang tak pernah bisa di dapat dari suaminya tercinta .Tak membutuhkan waktu lama , bagi Vina unutk menikmati puncak nya , tubuhnya mengejang dan bergetar hebat , Vina orgasme . Warso diam sebentar , dia menciumi bibir Vina dengan nafsu . Dan Vina tak dapat menolak perlakuan sopir nya itu . Vina kembali mengrang , ketika penis Warso mulai bergerak lagi .Warso terus bergerak , menekan dan menarik penis besar keluar masuk liang vagina Vina . Vina mengerang , mendesah sampai mendapat orgasmenya .Entah berapa kali hari itu , Vina mendapat orgasme dari Warso .Warso terus memberinya kenikmatan . Dan Vina pun menerima kenikmatan itu . Hari itu Vina benar benar terpuaskan oleh Warso .

Ngentot Dengan Suami Orang

Mandapat mimpi bagi orang yang saya cintai dan orang yang dicintai harus kandas di jalan tengah, pilihan dan semua impian yang tersimpan dalam pikiran saya, saya pikir adalah tombol hapus untuk kenyataan pahit, karena saya tidak dapat mencapai apa yang telah saya bidik.Aku sudah harus bersedia untuk melakukan semua apa yang ada dalam urutan orang tua seolah-olah aku hanya sebuah robot harus dibuat dalam kisah awal alat perintahnya.Inilah seks ini urusan kami mulai. Meskipun demikian ini adalah cara takdir saya, namun semua orang tua yang sama pingin anak senang tetapi mereka tidak berpikir bermain jika saya dapat tidaknya.Aku senang menggantung semua ini padanya aku kepercayaan, dan iklas.Menikah Pada usia muda tidak membuat saya mendapatkan rasa kepuasan hanya seks saya pikir yang tidak sembrono. Hari ini cerita itu kemudian mulai bertemu dengan Ronald. Cerita ini adalah: Saya menikah pada usia yang sangat muda, yakni 22 tahun. Saya tidak punya waktu untuk kuliah, karena aku pada usia itu jika orang tua sudah menikah, karena ayah saya memiliki banyak utang judi dengan seorang pria playboy "norak". Saya menikah dengan playboy, ia sudah sangat tua sekali, 65 tahun ketika aku menikah. Sekasur tahun saya tinggal dengan dia, selama itu saya tidak pernah merasa apa yang disebut nikmat seksual.


Bahkan, teman-teman, malam pertama malam yang paling indah. Sedangkan bagi saya, malam pertama adalah malam neraka!. Ternyata, Burhan, suami saya menderita diabetes (kadar gula darah tinggi yang mana), yang sangat parah, mengganggu tidur pada kejantanannya. Selama lima tahun kami menikah, selama saya hanya digaulinya mencumbu, mencium dan membelai dia menjadi, sisanya hanya keluhan hanya kekecewaan. Burhan sering merangsang dirinya dengan bermain film porno yang kita lihat bersama sebelum aktivitas seksual. Tapi apa yang terjadi? Burhan masih lesu, tidak mampu merangsang penisnya menjadi tegak, namun sebenarnya saya sangat sangat gembira, konyol. Saya mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan. Saya sering berfantasi, saya fucked seorang pria jantan. Saya sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksual saya, dalam banyak hal yang saya miliki dari fantasi-fantasi saya.


Suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit karena sakit. Selama hampir satu bulan dia dirawat di rumah sakit, saya semakin merasa kesepian untuk itu pula. Suatu hari aku harus pergi menebus obat di apotek besar, dan harus antre lama. Selama baris saya bosan. Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek dan mencari suasana segar. Aku pergi ke mal dan makan dan minum disebuah restoran. Aku duduk di sana sendirian disebuah sudut. Karena restoran itu begitu ramai, jadi saya mendapat kembali tempat dan sudut. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang pemuda tampan meminta izin untuk duduk di depan saya.


Karena mungkin hanya bangku bahwa satu-satunya yang tersisa. Dia sangat ramah dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngalor-ngobrol tentang apa-apa, sampai suatu waktu, dia membuka identitasnya. Dia masih lajang, orang tuanya tinggal di luar negeri. Di Jakarta dia tinggal bersama adiknya yang masih di SMA. Hampir satu jam kami berbicara. Dalam saat percakapan, saya memberinya kartu nama lengkap dengan nomor telepon. Guy bernama Ronald, tinggi built-nya, kulit coklat, macho tampaknya. Sebelum kami berpisah, kami berjabat tangan dan berjanji satu sama lain menelpo kemudian. Ketika bersalaman, Ronald tua menggenggap jari dan menatap dalam ke mataku disertai dengan senyum penuh makna. Saya menulis kembali, tidak ada senyum kurang manis. Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aku sudah kalah tiga kali.


Ketika saya sedang mengendarai mobil, pikiran saya selalu benar-benar ke orang muda? kenapa hanya untuk jalan kembali ke perumahanku aku benar-benar nyasar ke Chester, dan kemudian kembali lagi mengapa blok M, dan kemudian terus jalan sambil mengkhayal, eh ..... Aku benar-benar Thamrin wilayah. Keberuntungan benar-benar buruk! Tapi Ok Anda tahu? Sudah satu minggu pengantar usia Ronald, setiap hari saya merasakan kerinduan padanya. Burhan suamiku masih terbaring di rumah sakit, tapi tugas saya tidak pernah perawatan Burhan tidak ada. Saya berani sebut Ronald ke HP nya. Saya mengatakan bahwa saya benar-benar kanget dengan dia, sehingga ia, serta saya lewatkan. Kami memiliki janji dan melihat tempat kami bertemu. Ronald aku jalan-jalan, aku menolak, takut melihat orang yang akrab dengan saya. Akhirnya kami sepakat untuk berbicara di tempat yang aman dan tenang, yaitu; "Hotel". Ronald membawa saya ke sebuah hotel bintang lima. Kami pergi ke mobilnya. Sementara mobil saya diparkir di Mall, demi keamanan privasi. Di hotel kami sampai di lantai VII Kamat, tenang memang, tapi tenang-tenang, tenang, dan romantis. "Anda sering datang ke sini?" Aku bertanya, ia menggeleng dan tersenyum. "Untuk pertama kalinya Bibi" lanjutnya. "Jangan panggil aku tante terus dong?" Pintaku.


Sekali lagi ia tersenyum. "Baik Yulia" katanya. Kami saling memandang, kami berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel. Kami saling menatap, ada sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantung berdebar, logika saya mati total, dan merasa semakin aneh, campuran kebahagiaan, emosi, kesenangan, cinta, takut, ah ..... macam-macamlah!. Tiba-tiba, karena alasan apapun, kita secara bersamaan saling berpelukan sambil memeluk erat. Aku membenamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat dia memeluk saya. Edaran lengan pinggang. Kami masih diam. Segera saya menangis tanpa diketahui, air mata Ronald panas membasahi dadanya. "Anda menangis Yulia?" Tanya Dia. Aku terdiam, isak tangis yang lebih serius. "Kanapa?" Dia meminta lagi. Ronals lembut menyeka air mataku. "Anda menyesal Yulia sini?" Kata Ronald lagi. Sekali lagi saya diam. Akhirnya Aku menggelengkan kepala. Dia membawa saya ke tempat tidur. Saya berbarin di tepi tempat tidur. Ronald duduk di sampingku, mengelus rambutku. Yah .... itu benar-benar keterlaluan!.


Aku menarik tanganku untuk Ronald memelukku, dia pergi bersama. Aku memeluknya dengan erat, kemudian ia mencium dahiku. Sepertinya dia mencintaiku. Saya juga mencium pipinya. Dorongan seksual saya mendapatkan terbakar, mengetahui selama ini saya hanya bisa menonton dan melihat apa yang disebut "penis" semnatar saya tidak pernah merasa sukacita. Ronald membuka kancing bajunya satu per satu. Aku menarik tangannya untuk memberi tanda ia membuka kancing busananku Agat satu per satu. Dia menurut. Para busanaku semakin dia membuka kancing lebih terangsang saya. Dalam sekejap saya jumlah telanjang! Ronal tampak tubuh putih mulus, tak henti-hentinya memuji dia dan menggeleng kagum. Kemudian dalam sekejap ia juga telah menjadi telanjang. Oh ...... jadi jantan dia. Dan ereksi penisnya begitu keras tampaknya. Semakin banyak yang tidak teratur napas.


Ronald mengelus payudaraku, lalu ...... tersedot. Oh ..... sangat lezat dan saya bersemangat. Dia mencium dadaku, leherku. Saya pun tak kalah kreatif, dan saya memegang penisku membelainya Ronald. Saya membayangkan semua adegan yang pernah saya lihat dalam pornografi. Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald. Gaya saya masih kaku, tapi oke untuk pemula. Dia menggelaih setiap kepala kujilati penisnya. Jari Ronald mengelus pangkal pahanya, dalam bulu memekku belaian, menarik manarik dia sesekali. Aku mulai terangsang. Sudah tak karuan basah vagina, seks emosi yang disebabkan oleh meluap.


Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami berdua mengambil posisi di tengah tempat tidur. Saya berbarimng dan terbuka selangkangan, posisi siap, babak belur siap. Ronald memasukkan penisnya ke dalam vaginanku, oh .... benar-benar sakit,? sakit, aku berkata apa-apa, tetapi lebih dan lebih menyenangkan. Dia terus gemetar, saya kadang-kadang meladeninya. Sampai .... ... cret cret cret ... ... Tumpahan air mani muncrat Ronald dalam vagina saya. Aku benar-benar menyukainya, saya pikir ada keluar dari vagina saya, tapi aku sudah duluan, bahkan dua kali aku keluar. Astaga, setelah kami keluar dari tempat tidur, kita melihat darah segar menodai seprai putih. Aku masih perawan! Ronald bingung, aku bingung. Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah kacau suami saya, karena dia sakit impoten yang disebabkan oleh diabetes. "Jadi kau masih perawan?" Tanya Dia kaget. Saya jelaskan lagi, dan dia memelukku sayang dan kasih sayang pada semua. Kami masih telanjang, lengan di sekitar satu sama lain, tubuh kita berdekatan. Aku mencium bibirnya, tanda kasih sayang juga. Kegadisanku itu seharusnya menjadi suamiku, mengapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah .... bodo besar! Aku bingung! Saat itu hampir pada hari dari kamar hotel kami, telah tiga kali aku berhubungan seks dengan anak muda ini.


Tidak semua gaya bisa dipraktekkan di kamarku. Aku belum mengalami! Rupanya ia juga selalu mudah rusak! Tapi bagus untuk pemula. Setelah makan siang, kami tudur-kembali dan berbicara, posisi masig dengan busana sederhana. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. membrsihkan tubuh. Ronald juga mandi. Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, mencium satu sama lain, tertawa, bercanda dan bahkan sedikit mengelus penisnya. Dia pun tak kalah kreatif, bermain puting saya, saya senang ...... dan ....... oh, .... kita melakukannya lagi dalam posisi berdiri. Tubuh kita masih basah dan penuh sabun. Oh sukacita, saya telanjang bersanggama basah di kamar mandi. Ronal agak lama melakukan hubungan seksual, mengetahui berapa banyak putaran dia malakukannya. ia sekarang tampak terlihat sedikit kerja keras. Dirangsangnya saya, mencium bagian luar vagina saya, tepi dijilatinya, dalam, dan oh .... Aku menggeliat kenikmatan.


Saya juga tidak ingin kehilangan bisnis, kocok-kocok penis saya Ronald membesar sudah tegang, saya tempelkan di tengah kedua payudara, saya bermain dengan kedua tetekku biru meniru adegan dalam VCD film. Tak kusangka, dengan adegan seperti itu, Ronald mampu menyemburkan air mani, dan semprot ke arah wajahku. Aneh, aku merasa jijik, aku bahkan kehilangan wajah melulurkannya dan saya merasa berkah dalam semua. "Kamu curang! Namun tidak ada yang keluar!" Seruku. "Maaf, tidak bisa memasang ...." Dia menjawab. Aku menariknya dan membawa mereka ke dalam memekku ****** Ronal, kudekap dia dalam-dalam, aku mencium bibirnya, dan menggoyang pinggulku kugoyang-canggung. Ronald diam saja, dia tampak sedikit kaku, tapi tetap kugoyang, dan ah .... Saya puas kali ini, sampai ia menyadari bahwa aku mmencubit perut keras dan saya berteriak setengah dari kesenangan, sesuatu terasaada dalam vagina saya, saya telah mencapai klimaks yang paling menyenangkan.


Setelah selesai mandi, berpakaian, hanya terasa perih alat vital saya. Mungkin karena saya terlalu bersemangat sama sekali. Setelah semuanya OK, sebelum kita meninggalkan ruangan untuk pulang, kami saling berpelukan di depan cermin. Tidak banyak kata yang bisa kita habiskan. Kami diam, saling berpelukan. "Aku mencintaimu Yulia" Terdenga Ronald suara berbisik, sambil menatap jauh ke wajahku. Aku terdiam, untuk beberapa alasan tidak bisa. Kata-kata ini diulang tiga kali. Aku terdiam. Tidak ada pikiran sama sekali, saya meneteskan air mata, terharu. "Aku cinta padamu, Ron," kataku lembut. "Sayangnya hal itu bisa abadi, tapi cinta bisa bersifat sementara di alam" terus saya lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan Anka muda? Setelah puas dengan adegan perpisahan, maka kita melangkah keluar dari ruangan setelah check out, kami pergi ke Blok M, dan kami berpisah di tempat parkir. Aku mencium pipinya, ia juga menanggapi dengan mencium tanganku. Ronald kembali ke rumahnya, dan aku pulang dengan gejolak yang sangat hebat berkecamuk karua jiwa tidak.


Merasa sedih, gembira, bahagia, cinta, kasih sayang dan sebaginya dan sebagainya. Ketika memasuki halaman rumah saya, saya terkejut sekali, banyak orang berkumpul di sana. Astaga ada bendera kuning ditempatkan di sana. Aku mulai gugup, karena saya kemuar dari mobil, saya menemukan keluarga berkumpul mas Burhan, ada tangisan. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Mahakuasa. Saya dicerca keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi. Karuan saja, dari HP saya karena hotel belum dimatikan sampai aku di rumah kuhidupkan. Saya melihat mas Burhan adalah bergerak di tempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan semua kekayaannya berlimpah. Sekarang aku janda kaya kesepian dalam arti sebenarnya. Tiga hari kemudian saya menghubungi HP melalui Ronald, yang mengatakan seorang wanita dengan suara lembut. Saya panas, tapi aku mencoba untuk tidak iri. Saya mendapat penjelasan dari dia, bahwa ia adalah saudaranya Ronald. Dan dijelaskan juga bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika, Mama tiba-tiba seperti yang disebut Papa urusan penting.


Sekarang aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, juga akan merindukannya. Saya kehilangan dua orang yang memiliki biaya hidup saya. Sejak saat itu sampai sekarang, saya selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald. Sudah tiga tahun saya tidak lagi kontak dengan Ronald, dan selama yang aku mengisi hidupku hanya untuk belanja, wisata, nonton, ah ... macam-macamlah. Yang paling konyol, aku seorang pria pemburu muda yang tampan. Aku sudah banyak, mulai dari anak sekolah Gigolo profesional untuk amatir. Tapi kesan saya, Ronald masih yang terbaik! Dalam kesendirian ini. . . Semuanya bisa berubah .. . Kecuali, cinta dan cinta saya pada Ronad, Aku masih menunggu, bahkan kulit saya kendur, mataku rabun, aku hamil, ubanku bertabur, dan untuk memasuki makam, Ronald .... Oh, saya harap anda membaca kisah kita. Ketahuilah bahwa saya sekarang seorang maniak seks yang hebat, hanya Anda yang dapat memuaskan saya Ron?

Jumat, 29 Juni 2012

Bercinta Dengan Tiga Lelaki Saat Tahun Baru

Cerita ini merupakan hal yang sangat hot yang pernah aku alami, wah bagiku memang sangat terpuaskan dech….soalnya kenapa..? Saat Tahun baru aku dipuaskan oleh 2 cowok sekaligus….wuh…enak banget dech…! Cerita kali ini memang sedikit beda dibandingkan denga ceritaku yang aku kirimkan bulan yang lalu sama SEKSBUGIL.COM kini aku kirimkan lagi. Cerita ini akan membuat seluruh bulu tubuh kalian berdiri karena gaya seks dan model qwe bercinta yang baru dan hot yang penuh tantangan sekali he….!!! Begini awal ceritanya…ketika itu sehabis acara dugem selesai, kami ber-3 beranjak pulang, saat itu sudah hampir subuh. Ada seorang lelaki, yang belakangan kuketahui bernama Bang Deni menyusul kami keluar diskotik. “Masih sore gini mo pada kemana, mending juga kita cari tempat yang lebih private untuk berasik ria. Ada temen2 ku yang siap berasik ria kalo kalian minat.” Kami ber-3 saling berpandangan. “Gimana, pada minat gak, kamu gimana Din”, tanya Sintia, kepala geng kami ber-3 pada teman2ku. Aku yang statusnya masih lajang jadi terdiam. Veni, kakakku langsung nimbrung, “Kamu kan dah sering kan maen ama cowok kamu”. “Kok kakak tau sih”, jawabku. “Ya ok deh”, jawabku. “Temen2 pada ok tu bang sama sarannya, temen2nya ok2 gak?” kata Sintia lagi kepada bang Deni. “Perkenalkan aku Deni”, katanya sambil mengulurkan Tangannya. Kami saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri. “aku panggil
temen2ku deh ya”. Temen2 bang Deni ok2 semuanya, ganteng2 dan atletis bodinya. aku sendiri mah lebih tertarik sama bang Frans, srek sekali aku liat dia, paling ganteng dan atletis skali orangnya, seperti olahragawan gitu. Akhirnya kami berpencar dengan pasangan masing2. Frans mengajak aku apartmen, katanya sih temennya punya. “Emangnya temen abang gak ada di apartmen”. “Belon pulang kali Din”, jawabnya. Aku duduk di sofa, dia duduk disebelahku. “Din, kamu paling cantik deh diantara ber-3, kamu yang paling muda ya”. “Iya bang, yang lain kan udah janda”. “Kok kamu bisa berteman dengan janda2 itu, emangnya kamu dah janda juga”. “Dina mah blon nikah bang. Salah satu dari 3 janda itu kan Veni, kakak Dina”. “Kalo kawin udah dong. Suka ikutan ya sama mereka nyari lelaki, kan janda2 juga butuh pelampiasan”. “Ah enggak bang, ini karena malem taun baru aja, makanya Dina ikutan, daripada bengong nepokin nyamuk”. “emangnya blon punya pacar, masak seh”. “Ada sih, cuma dia lagi keluar kota, gak sempet pulang, paling baru lusa dia balik lagi”. “Ngapain, kok malem taun baru ceweknya ditinggal2″. “Ada proyek yang mesti dia kerjain, tanggal 2 dah mesti run, jadi terpaksa deh gak bisa malem taun baruan sama Dina”. “Ya udah, ngabisin malem taun barunya sama aku aja ya”.
Tiba2 dia mencium bibirku. Aku kaget juga karena serangan mendadaknya, tapi langsung saja kusambut ciumannya. kubuka mulutku dan dia langsung menyapu langit-langitku, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara dia meremas toketku dari luar. Baju ketat yang kupakai membuat toketku tercetak dengan jelas dan menunjukkan kemontokkan toketku, dengan kedua tangannya ia terus meremas kedua toketku dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumannya. Aku mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhku dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku naik. Remasannya yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsuku makin naik dan tak terkendali. dia melepas ciumannya tapi tidak menghentikan remasannya. Kini aku merapat ke dia sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat dia makin mudah meremas toketku. dia sangat pintar dalam mempermainkan nafsuku, ia meremas toketku dengan keras tapi kemudian melambat, lalu cepat lagi. Nafsuku pun naik turun dan meledak-ledak tak karuan. Aku sangat menikmati remasannya sehingga membuatku mendesah tak karuan. “Umhh…uhh..uhhh…enak..bang…uhhhhh…teru ss.. u hh”. Desahanku makin membakar nafsunya. Ia menyeretku ke kamarnya, ia melepas semua pakaiannya hingga telanjang. batangnya sudah menegang pada ukuran maksimalnya. Ia menyuruhku untuk menyepong batangnya. Langsung saja kukulum batangnya yang besar itu. Mula-mula kusapu ujungnya dengan lidahku sambil kukocok pelan dengan tangan kiriku. “ahh..ahh…isep Din,” katanya mendesah nikmat. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku lalu kuhisap sehingga pemiliknya merem-melek keenakan. Tak seluruhnya batang itu masuk kedalam mulutku. Dengan tangan kananku, kukocok batangnya yang tak masuk kedalam mulutku. kuisap batangnya itu lalu kumaju-mundurkan batangnya itu kedalam mulutku. ”ah..uh..uhh..enak Din…kamu makin jago nyepong yah…” dia mendesah keenakan. Terus kuisap batang itu dan kumasukkan kedalam mulutku dan terus kukocok batangnya yang tak masuk kedalam mulutku. ”ahh..ahh..enak..” dia terus mendesah menahan nikmatnya disepong. Tampaknya dia sudah akan orgasme, batangnya berkedut-kedut dalam mulutku, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, tangannya menahan kepalaku sehingga batangnya masuk lebih dalam lagi, bersamaan dengan itu spermanya menyembur memenuhi mulutku,langsung kutelan spermanya dan kubersihkan batangnya dari sisa-sisa spermanya. dia menarik batangnya keluar dari mulutku. Tiba-tiba aku mendengar suara. ”wah..wah..kupikir siapa..Frans..kau gak bilang-bilang sih…” Aku sangat kaget tenyata ada yang melihatku saat aku mengulum batangnya. “kenalin, ini Ari, temenku. Ini Dina”. Aku berjabat tangan dengan Ari, mulutku masih belepotan spermanya Frans yang melelh keluar mulutku saking banyaknya dia ngecret dimulutku. “Ya udah terusin aja, aku gak ganggu deh”, kata Ari sembari keluar kamar.
Frans langsung meremas toketku lagi. Aku kaget sehingga aku mendesah keras. “ahhhh..ahhhhhh…” dia menarik ku ke kasurnya dan dalam posisi duduk berhadapan dia melumat bibirku sambil meremas toketku. Libidoku makin tak terkendali dan kubalas tiap ciumannya. Tangan dia menelusup kebalik kaos ku dan meremas toketku yang terbungkus bh warna putih. dia melepas ciumannya dan melepas kaos ketatku, tangannya lalu menggapai punggungku dan melepas kaitan bh ku, lalu melempar bh 34B itu,sehingga toket montokku yang putih mulus dengan pentil yang agak merah itu terlihat jelas. Ia langsung membenamkan kepalanya di gunung kembarku. “ohhh…ohhh..yeahh…umhhh…” aku mendesah menahan nikmat. dia
mengenyot toket kananku dan meremas toket kiriku sambil terkadang mencubit pentilnya. Kenyotannya yang kasar itu membuatku merasa tak enak, toketku sedikit terasa sakit. “Ohhh…ohhh…ter..usss…emhhh..ohhhh” aku mendesah lagi. dia makin bernafsu untuk mengenyot toketku, sedangkan tangannya tak berhenti meremas toket ku yang tak dikenyotnya. Setelah puas menyusu toket kananku, ia langsung mengenyot toket kiriku, kenyotannya semakin liar dan remasannya pun makin tak karuan. “uh..umhhhhhhh….oh…oo..ohhhh….enak..emhh ..te rus” aku mendesah
karena kenyotannya yang membuatku merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot, ia memilin pentilku yang tak dikenyotnya. Setelah 13 menit mengenyot toketku, ia berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilku sehingga libidoku semakin naik dan makin meledak-ledak. Puas bermain dengan toketku, dia langsung melepas celana dan cd yang kupakai sehingga aku dan dia telanjang. Ia langsung merebahkanku di kasurnya. Aku merasa mekiku sudah sangat basah. Lalu kurasakan ada 2 jari yang bermain disana dan bergerak maju-mundur. “oh…ohh..oh..ohh..umhhh…ahh..a..aaaaahhhh. …” Aku mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan seperti itu.
Setelah puas menyodokku dengan jarinya, ia langsung mengarahkan batangnya. dia menggosok-gosokkan batangnya pada bibir mekiku sehingga aku kelojotan menahan nikmat. “ahh..ahh…ayo bang..uhhh..” sambil mendesah aku memegang batangnya lalu mengarahkannya kedalam mekiku. dia langsung menyentakkan batangnya sehingga batangnya masuk kedalam mekiku. Kakiku kini melingkari pinggulnya. dia yang sudah penuh nafsu itu langsung menggoyangkan pinggulnya, mula-mula pelan. Gesekkan batangnya didalam mekiku membuatku merasa nikmat. “ahh…ahh… ayo bang..uhh..genjot..yang..cepet..ahhhh” Mendengar desahanku itu, dia langsung meningkatkan kecepatannya sehingga goyangannya sangat cepat.
Terdengar bunyi berdecak setiap batangnya menusuk mekiku. Banyaknya cairan pelumas dalam mekiku membuat batangnya leluasa bergerak. “ohhhh…ohhhhhhh….oohhhhhhh….e..enak..uhh hh” Aku benar-benar merasa sangat puas. dia terus menggenjotku dengan posisi itu, bahkan goyangan pinggulnya makin lama makin cepat. Seluruh badanku bergetar seirama genjotannya yang cepat. Toketku bergerak naik turun, melihat itu dia makin bernafsu, ia langsung mencaplok toket kiriku dan meremasnya dengan gemas, goyangan pinggulnya juga semakin cepat. “uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh..” genjotannya yang begitu cepat
itu membuatku mendesah keenakan. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, genjotannya makin cepat sambil terus meremas toket kiriku dengan kasar. Kurasakan batangnya berkedut-kedut dalam mekiku, lalu menyemprotkan spermanya kedalam mekiku, dan dia meleguh panjang. Setelah mendapatkan orgasme pertamanya dia berhenti menggenjotku sebentar. “ohh…enak bang…” kataku. dia mengatur nafasnya, aku yang belum puas memegang tangannya dan meletakkannya di toket kananku, aku masih ingin dipuaskan oleh remasannya. dia-pun langsung meremas toket kananku, dan tangan satunya meremas toket kiriku. Kini, kedua toketku diremasnya dengan sangat gemas. Dapat kurasakan pentilku sudah mengeras karena terus di kenyot, tambah lagi nafsu ku sudah tak terkendali.
Setelah batangnya mengeras lagi dia menghentikan remasannya dan mengganti gaya. Ia rebah di kasur. Aku langsung mengarahkan mekiku dan dalam satu hentakan, batangnya menancap dalam mekiku. Kugoyangkan pinggulku. Dalam posisi ini dia mudah meremas toketku. Dia menikmati goyangan pinggulku sehingga ia mendesah-desah keenakan. Tangannya mengelus setiap lekuk tubuhku lalu kedua tangannya berhenti di toketku. Ia mengelus kedua toketku sambil menyibakkan rambutku yang menutupi toketku. Rabaannya membuatku geli. Ia meraba-raba toketku lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatku seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah aku terus menggoyangkan pinggulku, sedangkan dia masih senang bermain-main dengan kedua pentilku yang sudah mengeras itu, ia mencubit dan memilin-milin pentilku. “ahh..ahh..pentil mu ngemesin sih Din…” katanya. Permainannya pada pentilku membuat nafsuku makin meledak, kugoyangkan terus pinggulku sedangkan dia kini meremasi kedua toketku. Aku merasa aku akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi. Terus kugoyangkan pinggulku dengan cepat, toketku yang terus diremas itu membuatku merasakan nikmat tak terbayangkan, kurasakan pentilku sudah keras dan toketku basah terkena liur dan keringat, tubuhku sudah basah kuyup karena keringat. Kupejamkan mataku sambil terus menggoyangkan pinggulku, terus kugoyangkan lalu “Uhhhhhhhhhhhhh….” Aku mengerang panjang, tubuhku menggelinjang dan cairan kenikmatan membanjiri mekiku, aku mendapatkan orgasme pertamaku, lalu dia menyusul beberapa menit kemudian. Tubuhku sangat lemas sehingga tubuhku ambruk, dia menopangku.
Ia menarik batangnya dari mekiku, lalu mengatur posisi doggy style, kedua tanganku bertumpu pada kasurnya, ia langsung menusukkan batangnya dari belakang tapi tak langsung menggenjotku untuk memberiku kesempatan mengatur nafas, setelah gelombang orgasme ku reda aku langsung memintanya untuk menggenjotku. dia pun langsung menggoyangkan pinggulnya secara perlahan. Dalam posisi ini kedua toketku menggelantung dan seperti biasa, dia langsung meremas toket montok ku sambil terus menggoyangkan pinggulnya, kini dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, remasannya pun makin cepat. “ahh…ahhhhh….ahhhhhhh…ahhh.”
Tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata Ari tak tahan mendengar
desahanku barusan. Ia langsung menyodorkan batangnya didepan mulutku.
Kini aku harus melayani dua batang sekaligus. dia terus menggenjotku dari belakang dan tangannya tak pernah berhenti meremas toketku, kecepatannya kini meningkat, demikian pula dengan remasannya makin liar. Aku mengulum batang Ari sehingga pemiliknya merem melek keenakan. Kumasukkan batang itu dalam mulutku sambil kuisap, Ari menggerakan pinggulnya maju mundur agar aku tak repot memaju-mudurkan kepalaku, kuisap batangnya itu sampai pemiliknya mendesah keenakan dia tampaknya akan mendapatkan orgasmenya, dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil terus meremas toketku yang sudah basah sekali itu. Aku masih menikmati mengulum batang Ari. Setelah 16 menit dalam gaya doggy style dia akhirnya melenguh panjang, goyangannya terhenti dan ia menusukan batangnya lebih dalam, ia meremas toketku kuat-kuat. Spermanya kembali memenuhi mekiku dan meluber ke selangkanganku. Ia langsung mencabut batangnya dan beristirahat, sedangkan aku masih mengulum batang Ari. Terus Kumasukkan batangnya dalam-dalam sambil kusiap sambil kukocok batangnya yang tak seluruhnya masuk dalam mulutku. “ah..ah…Din..bentar lagi keluar nih..isep yah…” aku terus mengulum batangnya sambil mengocoknya pelan, lalu spermanya menyemprot didalam mulutku langsung kuisap dan kutelan spermanya. Ari langsung mencabut batangnya dari mulutku, lalu melepas bajunya sehingga Ia telanjang bulat. Rupanya ia ingin mencicipiku lagi, padahal aku sudah lemas karena melayani Frans sangat lama.
Ia duduk dilantai dan bersandar pada dinding, aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Dengan mudah, batangnya yang basah terkena liurku itu memasuki mekiku. Aku menggoyangkan pinggulku, aku sudah sering melihat gaya ini dalam video bokep yang sering kutonton untuk masturbasi. Kugoyangkan tubuhku naik-turun sehingga batangnya menghujam mekiku. Ari meraba toketku dari belakang sambil mendesah-desah keenakan. Aku terus menggoyangkan tubuhku naik turun, Ari kini memainkan toketku sambil memilin-milin kedua pentilku yang sudah keras sekali itu. “Ahh…ah…ahh.aahh..ahh..ah..ah..” aku mendesah keenakan sambil terus mengoyangkan tubuhku. Aku sudah sangat lelah sehingga goyanganku berhenti. Ari langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sedangkan tangannya meremasi toketku. “Ohhh…ohhhh..oohhh..enak..terus..uhhh…oohh h” aku mendesah keenakan. Desahanku itu ternyata membuat nafsu Frans bangkit lagi dia mendatangiku yang masih menggeliat2 dipangkuan Ari. “Din ,kocokin dong..” katanya. Ia ingin aku melakukan hand job, dengan tangan kananku, kukocok batangnya yang sudah menegang itu. “ah..ah..enak Din..” katanya sambil merem melek keenakan. Ari terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil menciumi leherku, remasannya pun makin liar. Aku masih mengocok batang dia dengan cepat. Kami terlarut dalam pesta seks yang sangat nikmat itu. “ah..ahh..Din..mau keluar nih..masukkin kemulut!” kata Frans. Kubuka mulutku dan kuarahkan batangnya kedalam mulutku lalu muncratlah spermanya memenuhi mulutku, langsung kutelan spermanya. Ari masih terus menggenjotku sambil menciumku dan meremas-remas toketku dengan gemas. “oooohhhhhhhhh….” aku mendesah panjang tubuhku menggelinjang, rasa nikmat memenuhi tubuhku. Goyangan pinggul Ari makin cepat remasannya makin ganas. Ia menggoyangkan pinggulnya sambil meremas toketku dan mencium bibirku kami berpagutan, menumpahkan seluruh nafsu dan hasrat kami. Ciuman itu membuat nafsu ku bangkit lagi dengan cepat, tanpa sadar aku juga menggoyangkan pinggulku. Merasa tenaga dan nafsuku sudah bangkit, Ari mengentikan goyangannya. Kini aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat. Keringat memabasahi tubuhku. Toketku juga sudah sangat basah karena liur bercampur keringat. Ari menghentikan remasannya, tempaknya ia ingin mengistirahatkan tangannya dulu. Frans kembali mendatangiku. “Ayo jepit Din..” Rupanya ia ingin aku melakukan breast fucking kesukaannya. Agak susah melakukannya karena aku harus menggoyangkan pinggulku. Kujepitkan batangnya dengan toketku lalu kugerakkan naik-turun. Ari mengentikan goyanganku, tangannya menahan pinggulku, tampaknya ia juga tak ingin cepat-cepat keluar. “Din, kamu enak banget deh! Apalagi toket kamu kenyel ‘n montok banget..” kata Ari sambil tertawa puas. Aku meneruskan pekerjaanku. Kunaik turunkan jepitanku. batangnya itu terjepit erat oleh toket montok ku. “ah…ahhh…ah…bentar lagi nih Din…uhhhhh!” batangnya kembali memuntahkan cairan kental berwarna putih itu sehingga mengenai leher dan toketku. Kulepaskan jepitanku, dia duduk di kasur untuk mengatur nafasnya, dengan menggunakan jariku, kuambil spermanya yang mengenai leher dan toketku dan langsung kuisap. Ari langsung melanjutkan genjotannya, digoyangkannya pinggulnya dengan sangat cepat. “ahh…ahh..a..aahhh..enak..uh..terus genjot…ohhhh…” aku mendesah menikmati genjotannya. dengan tangan kananku, kuraih tangan kanan Ari lalu meletakkannya di toket kanan ku, lalu menyusul tangan kirinya kuletakkan di toket kiriku. Mula-mula ia meraba kedua toketku lalu meremasnya dengan sangat gemas. Sambil meremas dan menciumku dia meningkatkan kecepatannya, goyangan pinggulnya terasa makin cepat, nafasnya juga makin memburu. Ari sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Goyangan pinggulnya makin cepat dan remasannya pun tak pernah berhenti bahkan makin kasar nafasnya pun makin memburu. Aku mencoba menaikkan nafsunya dengan mendesah. “Ohhh…o..ooooooooohhhhhh….enak
bang..terus…remes…genjot terus bang…umhhhhh…” Desahanku yang barusan benar-benar membuat nafsunya makin tak terkendali. Sambil mencium bibirku dan meremas toketku, dia tak berhenti menngenjotku, bahkan makin lama makin cepat, kurasakan batangnya menusuk dalam dan goyangannya makin cepat, remasannya makin keras dan kasar, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, ia mencubit kedua pentilku dengan keras, bersamaan dengan itu, spermanya membanjiri mekiku. Setelah itu, ia menarik batangnya dan berhenti sebentar untuk mengatur nafas.
Aku tau kalo Ari tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batangnya kedalam mekiku. Cairan pelumas mekiku membuat batangnya mudah menerobos mekiku. “wah..masih belum puas juga ya, Din?” katanya sambil tersenyum puas. Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. “o..Belum puas diremes ya?” kata Ari lagi. “oh..ohh..i..iya..remesin bang…” kataku dengan nafas memburu. Ari pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara Ari meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan Ari makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, Ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar. “oh..oh…ohh…ohh..ohh..oh..oh..” aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. Ari sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari desahannya yang menahan nikmat itu, kini Ari tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, Ari pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding mekiku dengan batangnya membuatnya keenakan, Ari juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batangnya bisa lebih menusuk mekiku. Kupacu terus goyanganku sedangkan Ari yang sudah dekat orgasme itu juga ikut
menggerakkan pinggulnya. “ah…ah..terus Din…” Ari mendesah keenakan.
“uhh…uhhhh…bang…aku…udah…ahhhhhhhhhh …. ” Aku mendesah panjang, sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, Ari mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan sperma memenuhi mekiku. Ari menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batangnya dari mekiku.
Aku pikir dia sudah puas dan ingin istirahat tapi di malah ingin mencoba gaya lain. “Din, kita ganti gaya” kata Ari. Ari mengatur posisi doggy style lagi. Aku sudah sangat lemas masih harus melayaninya dalam posisi doggy sytle yang melelahkan itu. Karena ingin cepat selesai kuturuti saja keinginannya. Tangan dan kakiku bertumpu di kasur. Ari langsung menerobos mekiku dari belakang. Tak seperti dia yang memberiku kesempatan bernafas, Ari langsung menggenjotku dengan cepat, banyaknya cairan pelumas dan sperma dalam mekiku membuat batangnya gampang bergerak. Goyangan pinggulnya yang sangat cepat itu menyebabkan bunyi berdecak setiap batangnya menghujam mekiku. Tampaknya Ari sangat menyukai mekiku. Sambil menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuhku. Dari leher, ia mengelus pundakku, dada, pinggang, pinggulku, lalu dia meraba-raba kedua toketku yang menggelantung itu. Dia tidak meremas toketku, tapi hanya merabanya saja. Nafsu Frans tampaknya sudah bangkit lagi, dia mendatangiku dan memintaku untuk mengulum batangnya, kubuka mulutku dan batangnya pun masuk kedalam mulutku, kusiap batangnya kuat-kuat sampai pipiku kempot, dia memaju-mundurkan pinggulnya agar batangnya dapat keluar-masuk mulutku dengan leluasa. “ahhhhhh…….” aku mendesah kencang karena tiba-tiba Ari mencubit pentilku kuat-kuat. “ah…pelan..pelan dong kalo nyubit…” kataku. “hehehe…sorry Din..abis ngegemesin sih..” balas Ari sambil terus menggenjot dan memilin-milin kedua pentilku. Frans menarik kepalaku dan mengarahkannya pada batangnya, langsung ku lanjutkan kulumanku. Ari tampaknya tak ingin cepat-cepat orgasme, dia memelankan goyangannya. dia terus memaju-mundurkan pinggulnya menusuk mekiku. Kuisap batang Frans itu didalam mulutku sehingga ia merem-melek keenakan. Goyangan Ari perlahan-lahan makin cepat. “Ah..Din…dah mau
keluar nih..isep..uhhhhhh” Frans mendapat orgasmenya lagi, spermanya langsung kutelan sehingga tak ada yang tercecer keluar dan langsung kubersihkan batangnya dari sisa-sisa spermanya. Ari makin meningkatkan kecepatannya, nafasnya makin memburu dan meracau tak jelas, kurasa dia akan segera mendapatkan orgasmenya. Sambil terus menggenjotku, kedua tangannya kini meremas kedua toketku dengan penuh nafsu. Nafsuku seakan-akan meledak lagi, rasa lemas yang kurasakan hilang dan kini kurasakan rasa puas yang seperti akan meledak. Ari mempercepat goyangannya lagi hingga tubuhku bergetar kencang, dia juga meremas toketku kuat-kuat lalu sebuah lenguhan panjang terdengar dari mulutnya.
Dapat kurasakan cairan hangat mengisi mekiku, belum selesai gelombang orgasme Ari, aku menyusulnya tak lama kemudian. “a..aaaaahhhhhhhh….” Aku mendesah panjang dan seluruh tubuhku merasakan gelombang nikmat. Setelah orgasmenya selesai, Ari langsung menarik batangnya, dia terlihat sangat puas. Aku juga merasakan kepuasan yang tak terlukiskan. Ari beristirahat dan mengatur nafasnya. Tubuhku sudah sangat basah terkena keringat, aroma sperma yang menyengat juga tercium dari tubuhku. Aku bangkit dan jalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya. “Mau kemana?” tanya Ari. “Mandi” jawabku singkat. Aku masuk kedalam kamar mandi yang cukup lebar itu dan membasahi tubuhku dengan shower, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, ternyata Frans dan Ari masuk. “Kita juga mau mandi, mendingan bareng aja.” katanya.
Kami bertiga membasahi diri dengan air dari shower yang mengalir deras. Frans mengambil sabun lalu mematikan showernya. “sini, biar aku sabunin..Kamu kan capek..” kata Frans padaku. Ia menggosokkan sabun sampai berbusa lalu mulai menyabuni tubuhku. Ari pun mulai menyabuniku. Frans menyabuni toket kananku, sedangkan Ari menyabuni toket kiriku. Dibawah, kurasakan tangan Frans bermain-main pada mekiku. “nghhhhh…jangan lagi bang…” aku mendesah. Desahanku itu malah membangkitkan lagi nafsu mereka. Sambil menyabuni toketku, mereka meremas-remas toketku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh mereka berdua. Kurasakan 2 jari maju-mundur menusuk mekiku. “eemmmmmhhhh..bang..udah…oooooooohhhhhhh” Tampaknya mereka berdua berusaha membangkitkan nafsuku dengan memilin pentilku atau meremas
toketku. Gerakkan jari makin cepat, dengan cepat jari itu keluar-masuk mekiku. “oh…ohhh…ohhh..ooooohhhh….” Aku mendesah. Ari menyalakan shower kembali lalu membersihkan tubuhku dari sisa sabun. Aku berharap mereka akan menyudahi permainannya. Tapi, Frans malah ingin dipuaskan lagi, aku hanya bisa berharap agar tidak pingsan saat dia menyetubuhiku nanti. Frans rupanya ingin mencoba gaya pangkuan seperti yang kulakukan tadi saat bersama Ari tadi. mekiku yang masih penuh cairan itu membuat batang nya mudah menerobos mekiku. Dia tau tubuhku sudah lemas. Didalam kamar mandi pun aku harus melayaninya. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya sehingga batangnya mulai menghujam mekiku. Tusukkan batangnya membuat aku seakan merasa tersengat listrik. Digoyangkannya pinggulnya dengan cepat.
“ahh…ahhhh….ahhh…bang…ahhhhhh…. ” aku tak bisa berhenti mendesah ketika batangnya menggesek-gesek dinding mekiku yang rapat itu. Aku merasa pentil kananku seperti dikenyot, ternyata Ari sedang mengenyot toket kananku sedangkan tangannya meremas toket kiriku yang tak dikenyotnya. Frans menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, kontraksi dinding mekiku membuat batangnya terjepit didalam mekiku sehingga membuatnya merasa nikmat. Ari mengenyot toketku bergantian kiri-kanan sambil terkadang ia menggigit pentilku pelan untuk membangkitkan libido ku. “eeennngggghhh…bang…abis..ini..udahan…du ..lu ..ya…o..oooohhhhhh” Aku benar-benar merasa lemas bercampur nikmat. Ari tampaknya sudah puas mengenyot toketku, dia meraih tangan kananku lalu meletakkannya di batangnya. Langsung kukocok batangnya hingga pemiliknya melenguh keenakan. Sambil menggenjotku, Frans kini meremas kedua toketku dengan gemas. Tanpa kusadari, nafsuku sudah naik lagi, aku menggoyangkan pinggulku juga. Kukocok terus batang Ari, dia semakin bersemangat, dia terus menambah kecepatannya. “ah..ah..Din..masukin ke mulut ya…” Ari sudah hampir mendapatkan orgasmenya. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku, spermanya menyemprot cukup banyak didalam mulutku. Langsung kutelan spermanya dan kuisap batangnya hingga tak ada spermanya yang tersisa pada batangnya. Setelah puas dengan hand job-ku, Ari keluar meninggalkan aku dan Frans.
Aku tau kalo Ari tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batangnya kedalam mekiku. Cairan pelumas mekiku membuat batangnya mudah menerobos mekiku. “wah..masih belum puas juga ya, Din?” katanya sambil tersenyum puas. Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. “o..Belum puas diremes ya?” kata Ari lagi. “oh..ohh..i..iya..remesin bang…” kataku dengan nafas memburu. Ari pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara Ari meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku
pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan Ari makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, Ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar. “oh..oh…ohh…ohh..ohh..oh..oh..” aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. Ari sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari
desahannya yang menahan nikmat itu, kini Ari tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, Ari pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding mekiku dengan batangnya membuatnya keenakan, Ari juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batangnya bisa lebih menusuk mekiku. Kupacu terus goyanganku sedangkan Ari yang sudah dekat orgasme itu juga ikut
menggerakkan pinggulnya. “ah…ah..terus Din…” Ari mendesah keenakan.
“uhh…uhhhh…bang…aku…udah…ahhhhhhhhhh …. ” Aku mendesah panjang, sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, Ari mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan sperma memenuhi mekiku. Ari menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batangnya dari mekiku.
Aku pikir dia sudah puas dan ingin istirahat tapi di malah ingin mencoba gaya lain. “Din, kita ganti gaya” kata Ari. Ari mengatur posisi doggy style lagi. Aku sudah sangat lemas masih harus melayaninya dalam posisi doggy sytle yang melelahkan itu. Karena ingin cepat selesai kuturuti saja keinginannya. Tangan dan kakiku bertumpu di kasur. Ari langsung menerobos mekiku dari belakang. Tak seperti dia yang memberiku kesempatan bernafas, Ari langsung menggenjotku dengan cepat, banyaknya cairan pelumas dan sperma dalam mekiku membuat batangnya gampang bergerak. Goyangan pinggulnya yang sangat cepat itu menyebabkan bunyi
berdecak setiap batangnya menghujam mekiku. Tampaknya Ari sangat menyukai mekiku. Sambil menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuhku. Dari leher, ia mengelus pundakku, dada, pinggang, pinggulku, lalu dia meraba-raba kedua toketku yang menggelantung itu. Dia tidak meremas toketku, tapi hanya merabanya saja. Nafsu Frans tampaknya sudah bangkit lagi, dia mendatangiku dan memintaku untuk mengulum batangnya, kubuka mulutku dan batangnya pun masuk kedalam mulutku, kusiap batangnya kuat-kuat sampai pipiku kempot, dia memaju-mundurkan pinggulnya agar batangnya dapat keluar-masuk mulutku dengan leluasa. “ahhhhhh…….” aku mendesah kencang karena tiba-tiba
Ari mencubit pentilku kuat-kuat. “ah…pelan..pelan dong kalo nyubit…” kataku. “hehehe…sorry Din..abis ngegemesin sih..” balas Ari sambil terus menggenjot dan memilin-milin kedua pentilku. Frans menarik kepalaku dan mengarahkannya pada batangnya, langsung ku lanjutkan kulumanku. Ari tampaknya tak ingin cepat-cepat orgasme, dia memelankan goyangannya. dia terus memaju-mundurkan pinggulnya menusuk mekiku. Kuisap batang Frans itu didalam mulutku sehingga ia merem-melek keenakan. Goyangan Ari perlahan-lahan makin cepat. “Ah..Din…dah mau
keluar nih..isep..uhhhhhh” Frans mendapat orgasmenya lagi, spermanya langsung kutelan sehingga tak ada yang tercecer keluar dan langsung kubersihkan batangnya dari sisa-sisa spermanya. Ari makin meningkatkan kecepatannya, nafasnya makin memburu dan meracau tak jelas, kurasa dia akan segera mendapatkan orgasmenya. Sambil terus menggenjotku, kedua tangannya kini meremas kedua toketku dengan penuh nafsu. Nafsuku seakan-akan meledak lagi, rasa lemas yang kurasakan hilang dan kini kurasakan rasa puas yang seperti akan meledak. Ari mempercepat goyangannya lagi hingga tubuhku bergetar kencang, dia juga meremas toketku kuat-kuat lalu sebuah lenguhan panjang terdengar dari mulutnya.
Dapat kurasakan cairan hangat mengisi mekiku, belum selesai gelombang
orgasme Ari, aku menyusulnya tak lama kemudian. “a..aaaaahhhhhhhh….”
Aku mendesah panjang dan seluruh tubuhku merasakan gelombang nikmat. Setelah orgasmenya selesai, Ari langsung menarik batangnya, dia terlihat sangat puas. Aku juga merasakan kepuasan yang tak terlukiskan. Ari beristirahat dan mengatur nafasnya. Tubuhku sudah sangat basah terkena keringat, aroma sperma yang menyengat juga tercium dari tubuhku. Aku bangkit dan jalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya. “Mau kemana?” tanya Ari. “Mandi” jawabku singkat. Aku masuk kedalam kamar mandi yang cukup lebar itu dan membasahi tubuhku dengan shower, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, ternyata Frans dan Ari masuk. “Kita juga mau mandi, mendingan bareng aja.” katanya.
Kami bertiga membasahi diri dengan air dari shower yang mengalir deras. Frans mengambil sabun lalu mematikan showernya. “sini, biar aku sabunin..Kamu kan capek..” kata Frans padaku. Ia menggosokkan sabun sampai berbusa lalu mulai menyabuni tubuhku. Ari pun mulai menyabuniku. Frans menyabuni toket kananku, sedangkan Ari menyabuni toket kiriku. Dibawah, kurasakan tangan Frans bermain-main pada mekiku. “nghhhhh…jangan lagi bang…” aku mendesah. Desahanku itu malah membangkitkan lagi nafsu mereka. Sambil menyabuni toketku, mereka
meremas-remas toketku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh mereka berdua. Kurasakan 2 jari maju-mundur menusuk mekiku.
“eemmmmmhhhh..bang..udah…oooooooohhhhhhh” Tampaknya mereka berdua
berusaha membangkitkan nafsuku dengan memilin pentilku atau meremas
toketku. Gerakkan jari makin cepat, dengan cepat jari itu keluar-masuk mekiku. “oh…ohhh…ohhh..ooooohhhh….” Aku mendesah. Ari menyalakan shower kembali lalu membersihkan tubuhku dari sisa sabun. Aku berharap mereka akan menyudahi permainannya. Tapi, Frans malah ingin dipuaskan lagi, aku hanya bisa berharap agar tidak pingsan saat dia menyetubuhiku nanti. Frans rupanya ingin mencoba gaya pangkuan seperti yang kulakukan tadi saat bersama Ari tadi. mekiku yang masih penuh cairan itu membuat batang nya mudah menerobos mekiku. Dia tau tubuhku sudah lemas. Didalam kamar mandi pun aku harus melayaninya. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya sehingga batangnya mulai menghujam mekiku. Tusukkan batangnya membuat aku seakan merasa tersengat listrik. Digoyangkannya pinggulnya dengan cepat. “ahh…ahhhh….ahhh…bang…ahhhhhh…. ” aku tak bisa berhenti mendesah ketika batangnya menggesek-gesek dinding mekiku yang rapat itu. Aku merasa pentil kananku seperti dikenyot, ternyata Ari
sedang mengenyot toket kananku sedangkan tangannya meremas toket kiriku
yang tak dikenyotnya. Frans menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, kontraksi dinding mekiku membuat batangnya terjepit didalam mekiku sehingga membuatnya merasa nikmat. Ari mengenyot toketku bergantian kiri-kanan sambil terkadang ia menggigit pentilku pelan untuk membangkitkan libido ku. “eeennngggghhh…bang…abis..ini..udahan…du ..lu ..ya…o..oooohhhhhh” Aku benar-benar merasa lemas bercampur nikmat. Ari tampaknya sudah puas mengenyot toketku, dia meraih tangan kananku lalu meletakkannya di batangnya. Langsung kukocok batangnya hingga pemiliknya melenguh keenakan. Sambil menggenjotku, Frans kini meremas kedua toketku dengan gemas. Tanpa kusadari, nafsuku sudah naik lagi, aku menggoyangkan pinggulku juga. Kukocok terus batang Ari, dia semakin bersemangat, dia terus menambah kecepatannya. “ah..ah..Din..masukin ke mulut ya…” Ari sudah hampir mendapatkan orgasmenya. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku, spermanya menyemprot cukup banyak didalam mulutku. Langsung
kutelan spermanya dan kuisap batangnya hingga tak ada spermanya yang tersisa pada batangnya. Setelah puas dengan hand job-ku, Ari keluar meninggalkan aku dan Frans.
Kali ini Frans diam dan aku mulai menggerakkan tubuhku naik-turun. batangnya pun dapat keluar-masuk dengan mudah. Aku merasakan aku akan mendapatkan orgasmeku lagi, kupacu gerakkan ku makin cepat. dia sepertinya juga akan mendapat orgasmenya sebentar lagi nafasnya makin memburu dan mulutnya meracau tak jelas. Terus kupacu gerakkanku, dia juga menggoyangkan pinggulnya agar batangnya menusuk lebih dalam. Terus kupacu makin cepat, lalu aku kembali merasakan sensasi nikmat menjalar keseluruh tubuhku. dia juga sudah mendapat orgasmenya, dia melenguh panjang sambil menahan tubuhku dan menancapkan batangnya lebih dalam. dia menarik batangnya. Aku merasa sangat lemas kucoba mengatur nafasku yang tersengal-sengal. Setelah itu aku membersihkan diriku lalu
mengeringkan tubuhku dan keluar untuk memakai pakaianku. dia sudah memakai kembali pakaiannya. Kubuka tas ku dan kuambil bh hitam dan dan cd yang berwarna putih lalu kupakai, kuambil kaos ketat berwarna putih dan celana 3/4 yang kupakai saat datang tadi. Ku lihat jam dikamarnya, ternyata sudah jam 07.03. lama juga aku melayani mereka berdua, aku tak tau pasti. “Din, nikmat banget deh maen ama kamu, meki kmu empotannya hebat banget, makasih ya. Berkesan banget malem taun baruan bersama kamu. Kapan2 kita ngulangi lagi ya, enak kan maen ber3″. “Nikmat sih bang, cuma Dina lemes banget, abis abang gak udah2 maennya, pada kuat2 ya bang maennya”. Aku benar-benar merasa sangat puas pagi itu.

Petualangan Seks Istriku

Petualangan Seks Istriku
Sekitar satu minggu yang lalu isteriku, Dayu dan aku diundang hadir ke sebuah beach resort bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Isteriku bekerja pada bagian marketing di sebuah perusahaan besar yang sangat sukses beberapa tahun belakangan, dan hal tersebut berimbas pada kesejahteraan karyawannya yang semakin naik dan beberapa bonus juga, salah satunya adalah perjalanan ke resort kali ini.

Aku sangat bergairah untuk pergi, meskipun dia merasa khawatir bertemu dengan rekan-rekan kerja isteriku. Kantor Dayu bekerja sangatlah berkultur informal, dan kadang Dayu cerita padaku tentang semua godaan dan cubitan yang berlangsung selama jam kerja. Aku bekerja pada sebuah firma hukum, yang sangat disiplin dan professional, dan bercanda apalagi saling goda merupakan hal yang tak bisa ditolerir dalam perusahaan. Dan hal itu mempengaruhi sikap dan perilakuku dalam keseharian, aku menjadi seorang yang tegas dan formal. Aku tak begitu yakin bisa berbaur dengan rekan kerja Dayu nanti.

Dayu sendiri adalah seorang wanita periang dan mudah bergaul. Berumur 30 tahun, potongan rambut pendek seleher dan berwajah manis. Dia agak sedikit pendek dibawah rata-rata, pahanya ramping yang bermuara pada pinggang dengan pantat yang kencang. Sosok mungilnya berhiaskan sepasang payudara yang lumayan besar dan namun bulat kencang meskipun tanpa memakai penyangga bra. Kami berjumpa dibangku kuliah dan menjadi dekat dalam waktu singkat lalu menikah tak lama setelah kami lulus. Dia tak begitu berpengalaman dalam hal seks, meskipun aku bukanlah lelaki pertama yang berhubungan seks dengannya.

Kala hari perjalanan itu tiba, kami mengenderai mobil menuju resort tersebut. Dalam perjalanan kesana Dayu menceritakan kalau dia telah membeli sebuah bikini baru untuk akhir pekan kali ini.

“Mau pamer tubuh ke orang-orang, ya?” candaku padanya.
“Mungkin,” jawabnya dengan tersenyum.
“Maksudmu?” tanyaku penasaran. Dayu yang kutahu tak begitu suka mempertontonkan tubuhnya, aku selalu merasa sulit untuk sekedar memaki pakaian renang yang minim.
“Nggak ada, bukan apa-apa” Dayu tertawa menggoda suaminya. “Sudah pernah kubilang padamu kan kalau dikantor kita senang bercanda dan saling menggoda. Liburan ini pasti tak ada bedanya, hanya tempat dan suasananya yang beda untuk sedikit genit didepan para pria.”
“Kamu juga genit di depan teman-teman priamu?” tanya Wisnu gusar.
“Bukan cuma aku, sayang. Semua teman wanitaku juga melakukannya kok,” jawab Dayu menjelaskan. “Cuma sedikit genit, menggoda dan bercanda. Kamu tahu, kadang saling bercanda mmm… yeah bercanda agak jorok, seks dan juga sedikit tontonan.”
“Tunggu, apa?” suara Wisnu agak meninggi. “Tontonan? Kamu mempertontonkan tubuhmu ke teman-teman priamu?”
“Oh, sayang, ini bukan sungguh-sungguh,” jawab Dayu. “Cuma menggoda kok. Hanya sedikit menyingkap baju, kadang sedikit memberi bonus dengan memperlihatkan dada sebentar.”

Aku terhenyak, isteriku memperlihatkan payudaranya pada pria lain? Pria lain di kantornya? Ini bukan seperti sosok Dayu yang kukenal selama ini. Hanya seberapa dekat dia dengan teman kerja prianya? Kepalaku dipenuhi oleh pikiran yang berkecamuk tak karuan hingga akhirnya kami tiba di resort.

Segera kuparkir kendaraan kami. Begitu memasuki lobby dengan bawaan kami, sekelompok orang melambai ke arah Dayu untuk mendekat. Mereka adalah beberapa orang dari rekan-rekan kerjanya dan Dayu memperkenalkanku. Alan, Dave, Eddie, Gary adalah nama taman-teman prianya dan yang wanitanya Sasha, Kristin, Melly dan Nina.

Mereka berkata pada Dayu kalau semua orang harus bertemu di kolam renang pribadi dan minum-minum dulu sebelum berikutnya pergi ke pantai. Kami setuju untuk menyusul mereka secepatnya setelah menaruh bawaan dikamar dan berganti pakaian.

Baru saja mereka beranjak, Alan sudah beraksi dengan mencubit pinggul Dayu yang langsung memekik kegelian dan mendorong tubuh Alan menjauh. Aku sangat terkejut mendapati hal tersebut dan hampir saja teriak marah, tapi mereka semua mulai tertawa, termasuk Dayu, jadi aku pikir inilah sebagian dari cara mereka saling menggoda dan bercanda. Aku tak mau dianggap seorang yang kolot dan tak bisa berbaur di lima menit pertama kehadiranku, jadi aku hanya diam saja membiarkan.

Kami menuju ke kamar kami dan mulai berganti pakaian dengan pakaian renang. Dayu masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian dan kemudian keluar dengan sebuah handuk membalut tubuhnya. Aku ingin melihat apa yang dipakainya dibalik handuk tersebut, tapi dia langsung memotongku sebelum mampu berkata sepatah kata “Ayo, kita turun!”

Kuraih sebuah buku dan berjalan mengikutinya menuju kolam renang. Kantor Dayu pasti sudah menyewa seluruh kolam tersebut, karena ada logo perusahaan pada semua handuk dan pada tulisan selamat datang. Ada sekitar lima puluhan orang di area kola mini. Kebanyakan dari mereka adalah pria, dan yang membuatku kecewa, kebanyakan dari mereka terlihat muda dan menarik. Para wanitanya juga tak ada yang mengecewakan. Kebanyakan mereka hanya berbikini minim memperlihatkan keindahan tubuh muda mereka.

Baru saja aku hendak bertanya dimanakah teman-temannya yang tadi, saat kulihat isteriku sedang membuka handuk penutup tubuhnya. Apa yang terpampang dihadapanku sangat membuatku terpaku, dibalik handuk tersebut dia memakai sebuah bikini warna merah tua dan… sangat minim. Bagian atasnya hanya menutup sebagian depan dari payudaranya, dan tali penahannya yang terkalung dileher jenjangnya terlihat seakan siap untuk dilepas. Sedangkan bagian bawah hampir menyerupai thong, memperlihatkan keindahan paha dan bongkahan pantatnya. Dia terlihat begitu menawan.

Tak heran dia menutupinya dengan handuk saat dikamar tadi, pikirku. Dia tahu kalau aku pasti akan meributkan apa yang dipakainya. Baru saja aku hendak berkomentar namun terpotong oleh sebuah teriakan dari seberang kolam, “Hey, lihat Dayu!”

Dan langsung disusul oleh riuh rendah suara yang diiringi siulan nakal dari para pria di area kolam tersebut. Dayu hanya tertawa riang lalu melakukan sebuah pose, memperlihatkan perutnya yang rata dan kemulusan pahanya sambil mengoleskan sun-block ke tubuhnya. Dia menoleh ke arahku dan berkata, “Lihat kan? Hanya menggoda saja!”

Aku hanya mengangguk dan terdiam. Aku harapdia mengatakan sesuatu tentang betapa terbukanya pakaian renang yang dia pakai ini tapi itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan, ini tetap hanya sebuah bikini. Jika para pria ingin memandangi tubuh isteriku, apa salahnya dengan itu? Bahkan aku bisa merasa bangga akan hal tersebut.

Aku rebah di atas bangku malas dan mulai membuka buku yang kubawa sedangkan Dayu berjalan menghampiri teman-temannya. Aku berencana menghabiskan waktu dengan membaca, namun mataku terus melayang ke arah dimana isteriku berada. Setiap kali aku melihat Dayu, dia tengah asik bercanda dengan teman prianya. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti membaca, dan hanya memperhatikan setiap tingkah lakunya sambil terus pura-pura membaca bukuku.

Di salah satu sudut kolam tersebut ada bar yang menyuguhkan berbagai macam minuman dan sudah berulang kali aku kesana untuk sebotol bir dingin. Kelihatannya minumannya sudah dipersiapkan dalam jumlah dan ragam yang banyak untuk membuat pesta ini berjalan meriah. Kuamati Dayu sudah berulang kali pergi ke sana untuk segelas margaritas dan entah sudah berapa banyak orang yang pergi mengambilkan minuman untuknya. Namun yang jelas dia semakin bertambah mabuk seiring berjalannya waktu. Ditambah lagi para pria yang mendorongnya dan juga para wanita lainnya untuk minum lebih banyak lagi. Pada suatu kesempatan Dave menantang Dayu untuk berlomba menghabiskan minuman dalam gelas mereka, yang tentu saja dimenangkan Dave dengan mudah, melihat kondisi Dayu sudah lebih dari sekedar mabuk.

Baru saja aku mulai kembali membaca, Dayu datang menghampiri. Dia baru saja keluar dari dalam kolam dan tubuhnya basah kuyup. Dengan kain penutup tubuh yang dia kenakan menempel erat disetiap lekuk tubuhnya, membuat dia semakin terlihat menggoda.
“Hai, sayang,” sapanya. “Sudah lebih santai?”
“Yeah,” jawab Wisnu. “Kamu sendiri, bisa bersenang-senang?”
“Oh, ya,” dia tersenyum manja. “Aku sudah agak mabuk.”

Itu terlihat jelas, tapi aku tak mau lebih mendesaknya. Dayu mengeringkan tubuhnya dengan handuknya, lalu melangkah kembali ke teman-temannya.

Aku kembali pada bacaanku, hingga tiba-tiba saja kudengar suara jeritan. Dengan cepat aku menoleh ke arah suara tersebut, tepat disaat kulihat Melly yang tengah menutupi payudara telanjangnya dengan tangannya. Salah satu dari pria tersebut menarik lepas penutup dadanya dan sekarang tengah berlari dipinggiran kolam dengan menenteng penutup dada tersebut. Melly mengejarnya, dengan lengan menyilang menutupi dadanya hingga si pria berhenti lalu menangkap tubuh Melly dan menariknya bersamanya menceburkan diri ke dalam kolam.

Aku dengar sebuah suara jeritan lagi dan salah seorang wanita yang tak kukenal sekarang juga tak berpenutup dada. Alih-alih menutupi payudaranya, kali ini si wanita hanya membiarkan saja pria yang menarik lepas penutup dadanya itu berlari menjauh dan dia terus mengobrol dengan temannya seakan tak terjadi apapun.

Aku memandang sekeliling untuk mencari Dayu. Dia sedang sedang mengobrol dengan seorang pria di kolam yang dangkal. Kuperhatikan Alan sedang berenang ke arahnya dari belakang dan muncul tepat dibelakangnya lalu menyentakkan tali penahan penutup dadanya di leher. Penutup dada Dayu tertarik erat menekan daging bulat kenyal tersebut dan tiba-tiba saja payudaranya terayun meloncat lepas dari penutupnya. Dia memekik dan tubuhnya berbalik ke belakang untuk memukul Alan. Alan mengangkat penutup dada tersebut tinggi ke atas, Dayu hanya tertawa keras lalu melompat mencoba merebutnya. Nampak payudaranya terayun seiring tiap lompatannya, puting merah mudanya terlihat jelas mencuat keras membuat seluruh pria dikolam tersebut bersorak riuh.

Dave bergerak ke belakang Dayu lalu menangkap pinggangnya dan mengangkatnya tinggi tinggi agar bisa meraih penutup dada yang dipegangi Alan. Dayu rebut penutup dada tersebut dari tangan Alan lalu mengibaskannya pada Alan dengan tertawa genit. Dayu mulai memakai kembali penutup dadanya, namun masih kalah cepat dengan tangan Alan yang menjulur ke arahnya untuk meremas payudara telanjangnya yang sebelah kiri. Kembali Dayu memekik dan menepis tangan Alan untuk menjauh.

Rupanya para wanita tak membiarkan begitu saja dengan perbuatan para pria terhadap penutup dada mereka. Beberapa menit setelah Dave membantu Dayu tadi, nampak Melly berjalan mengendap dibelakang Dave yang sekarang berdiri di depan Bar lalu menarik turun celana renang yang dipakai Dave. Sebuah batang penis yang besar menyembul keluar dan seluruh wanita menjerit riuh tak terkecuali Dayu. Dave hanya tertawa keras dan mulai mengejar Melly yang berlari mengitari tepian kolam. Dengan konyol Dave berlari mengejr dan mengibas-ngibaskan batang penisnya ke arah Melly yang berlari, menjerit dan tertawa.

Setelah beberapa menit kemudian, Dayu keluar dari kolam renang dan berjalan ke arahku. Sebelum dia mampu mengucap sepatah kata, aku sudah memberondongnya dengan pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi disana.

“Oh, sayang, bukan apa-apa. Mereka hanya bersenang-senang, itu saja,” jawab Dayu.
“Aku rasa melihatmu telanjang dada dan juga menyentuh dadamu bukan sekedar bercanda atapun senang-senang!” kataku ketus.
“Sayang, jangan terlalu kolot begitu. Lagipula aku sudah memakai penutup dadaku lagi. Lihat para pria itu, mereka melepas beberapa penutup dada teman wanitaku yang lainnya lagi dan sebagian dari para merka, mereka tak ambil pusing untuk memakainya lagi.”

Dia berhasil memojokkanku. Beberapa teman wanitanya sekarang sudah mondar-mandir dengan telanjang dada, terkadang salah seorang pria akan mendekat untuk sekedar menyentuh atau meremas payudara mereka.

“Lagipula,” Dayu membungkuk dan tiba-tiba memelankan suaranya, “Bukankah ini membuatmu terangsang melihat para pria melirikku? Mengintip dadaku dan menyentuhnya sedikit?”

Aku jadi terdiam karena memang itu kenyataannya. Aku merasakan rangsangan setelah melihat para pria tersebut menggoda isterinku, namun aku juga merasakan cemburu yang sangat besar.

“Semua hanya coba bersenang-senang dan tak ada yang dirugikan,” sambung Dayu lagi. “Coba pikirkan saja betapa nakalnya isterimu ini, membiarkan para pria melihat dadanya dan menyentuhnya.”

Aku menganggukkan kepala pelan dan dia tersenyum lebar lalu melangkah pergi. Aku merasa harus mengucapkan sesuatu, namun moment tersebut telah musnah. Lagipula, jika para pria berlaku seperti itu pada semua wanita di sini, tak ada alasan bagiku untuk merasa marah. Aku coba lagi untuk konsentrasi pada buku yang kubawa, namun tak berapa lama rasa kantuk melanda. Aku ambil kacamatku lalu dengan cepat terlelap.

Saat aku terbangun, suasana menjadi sangat riuh di dalam kolam. Kebanyakan para wanita yang berada disana sudah tak memakai penutup dada lagi, termasuk Kristin yang tengah berjalan lewat di depan tempatku berada. Kristin berbadan lebih tinggi dibandingkan Dayu, tapi payudaranya lebih kecil. Dadanya terekspos bebas, dan penutup dadanya terlihat menggantung dilehernya, mungkin hasil usil beberapa pria yang melepaskan pengaitnya.

Aku masih merasa ngantuk namun sudah terjaga, dan dengan kaca mata yang menutupi mataku terlihat aku masih tertidur. Aku sapukan pandangan ke seantero area kolam untuk mencari istriku dan kusaksikan suasana sudah semakin memanas, beberapa pasang pria wanita bahkan terlihat saling bercumbu di dalam kolam renang tanpa mempedulikan sekeliling lagi.

Akhirnya kutemukan keberadaan Dayu, yang sedang duduk dipinggir kolam dengan kakinya masuk ke dalam air. Alan menemaninya di dalam kolam, lengannya bertumpu di atas paha Dayu. Keduanya terlihat asik ngobrol dengan wajah yang hampir bersentuhan. Ekspresi wajah Dayu terlihat jengah, sedangkan Alan terlihat sedang merajuk tentang sesuatu. Sebentar-sebentar terdengar suara tawa renyah pecah dari mulut Dayu, terdengar jelas kalau dia masih dalam kondisi mabuk.

Beberapa menit berselang, terlihat Dayu mengangkat lengannya dan mengangkat salah satu tali penahan penutup dadanya dibahunya kemudian pelan-pelan dia turunkan dari bahunya. Alan mengucapkan sesuatu yang kembali membuat tawa isteriku pecah. Kemuadian dia memegang tangan Dayu dan menariknya masuk ke dalam air diantara kedua pahanya. Brengsek, umpatku dalam hati. Apa Alan sudah membuat isteriku menyentuh batang penisnya?

Dayu memekik terkejut pada awalnya lalu kembali dia tertawa. Dia tetap membiarkan tangannya berada di dalam air, lalu mulailah terlihat dia menggerakkan tangannya. Kembali Alan mengucapkan sesuatu dan Dayu tertawa lagi, lalu dia angkat tangannya dari dalam air dan menurunkan tali penahan penutup dadanya yang satu lagi dari bahunya. Dia memandang sekilas kearahku, dan aku terdiam tak berani bergerak. Aku pasti telah membuatnya yakin kalau aku masih tertidur lelap karena kemudian dia menoleh kembali pada Alan.

Penutup dadanya sekarang hanya bergantung ditahan hanya oleh daging bulat payudaranya saja. Alan sekarang memandanginya tanpa sungkan-sungkan lagi dan mengobrol dengan penuh semangat. Aku tak tahu apa yang tengah dia ucapkan, tapi melihat isteriku yang terlihat melakukan setiap apapun yang Alan pinta, itu pasti sebuah paduan sempurna dari sebuah humor dan rayuan. Beberapa saat berikutnya kembali tangan Dayu masuk ke dalam air. Kali ini dia terlihat menahan nafas. Apapun yang dia pegang di dalam air tersebut, itu membuatnya terkesan. Alan tertawa dan membisikkan sesuatu yang membuat tawa Dayu lebih pecah dengan kerasnya.

Kembali Dayu mengangkat tangannya dari dalam air kemudian meremas kedua lengannya rapat-rapat. Belahan daging payudaranya terangkat sedikit, cukup untuk membuat penutup dadanya sedikit lebih turun lagi, membuat putingnya sekarang terekspos di hadapan mata Alan. Putingnya yang merekah terlihat sangat keras dan mencuat menggiurkan dari bulat kenyalnya payudaranya yang indah.

Menyaksikan hal itu membuatku sangat terkejut sekaligus merasa api birahiku berkobar hebat, batang penisku langsung tebangun dan ereksi penuh. Aku tak bisa percayai kalau isteriku telah mengekspos dirinya dihadapan seorang pria seperti itu, dan aku tak bisa percaya kalau diriku sendiri merasa terangsang karena melihat kejadian tersebut. Apa yang salah dengan diriku?

Alan sangat menikmati waktunya mengamati keindahan payudara Dayu untuk bebeapa waktu, kemudian dia membungkuk mendekat ke arah Dayu dan membisikkan sesuatu di telinganya. Dayu tertawa genit dan kembali tangannya bergerak masuk ke air. Keduanya diam tak berbicara untuk beberapa saat sedangkan tangan Dayu bergerak naik turun di dalam air. Terlihat nyata kalau Dayu tengah mengocok batang penis Alan. Beberapa detik kemudian Dayu menoleh ke arahku dengan ragu-ragu. Aku yakin jika dia melihatku bergerak, maka dia akan langsung menghentikan apapun yang tengah dia lakukan itu, tapi aku tetap diam tak bergerak. Aku merasa seberapa besar rasa cemburu dalam dadaku, maka sebesar itu pula keinginanku untuk melihat apa yang akan terjadi berikutnya.

Setelah memastikan kalau aku masih tetap tertidur, Dayu turun dari tepian kolam lalu masuk ke dalam air. Sekarang dia berdiri berhadapan dengan Alan, penutup dadanya menempel diperutnya. Kedua tangannya kembali masuk ke dalam air lalu keduanya nampak sedikit menggeliat untuk beberapa saat. Aku hanya mampu menebak apa yang tengah mereka lakukan hingga celana renang Alan tiba-tiba saja muncul dari dalam air disamping tubuhnya. Dayu telah melepaskannya!

Keduanya tertawa berbarengan, lalu kembali Dayu memasukkan tangannya kedalam air. Nafas Alan mulai terlihat berat dan tatapan matanya terpaku pada payudara indah milik isteriku. Dayu hanya tertawa genit atas tatapan mata Alan pada payudaranya tersebut dan bahkan beberapa kali nampak dia sedikit menggoyangkan dadanya untuk memberikan sedikit tontonan pada Alan.

Dayu mulai menggerakkan tangannya naik turun dengan cepat dan semakin bertambah cepat, sementara itu Atatapan mata Alan tak pernah lepas dari payudara isteriku. Tiba-tiba Alan memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya. Dayu melihat ke bawah dan menatap air seakan terhipnotis saat Alan mulai menggelinjang. Setelah beberapa saat dia berhenti menggelinjang dan membuaka matanya kembali. Lalu Alan membisikkan sesuatu padanya yang membuat Dayu menjerit dengan nada genit marah dan mendorong Alan menjauh. Alan tertawa dan menggenggam celana renangnya, sedangkan Dayu memakai penutup dadanya kembali.

Aku sudah tak yakin lagi apakah yang mampu membuatku terkejut lagi, menyaksikan isteriku memasturbasi pria lain didepan mataku ataukah kenyataan bahwa tak ada seorangpun yang memperhatikannya. Melihat sekeliling, kusaksikan begitu banyak orang yang saling mencumbu, dan aku rasa mereka berdua merasa sangat yakin kalau tak ada seseorangpun yang memperhatikan apa yang mereka perbuat. Aku bertanya kalau diriku masih seorang pria lugu dan kolot lagi sekarang, benarkah begitu? Benakku menjawab, masih, namun batang penisku yang ereksi berkata tidak.

Setelah setengah jam berikutnya, Kristin berdiri, masih bertelanjang dada mengumumkan bahwa saatnya untuk pergi ke pantai telah tiba. Perusahaan telah menyewa beberapa van untuk mengangkut semua orang disana dan tidak memperbolehkan memakai mobil sendiri.

Aku pura-pura baru bangun dari tidurku saat Dayu berjalan mendekatiku. Dia masih agak mabuk, jika tak mau dikatakan mabuk dan kuputuskan untuk melihat apakah dia akan mengungkapkan semuanya. “Ada yang terjadi lagi saat aku tertidur?”
“Tak begitu banyak, sayang,” jawabnya.
“Ada lagi yang mencuri lepas penutup dada?” desakku.
“Kenapa?” tanya istriku dengan nada menggoda. “Apa kamu ingin dengar tentang itu?”
“Mungkin,” jawabku, meskipun dengan cara penyampaiannya itu membuatku terdengar sangat ingin mendengarnya.
“Well, tak ada lagi yang mencuri lepas penutup dada, tapi Alan masih ingin melihat payudaraku dan dia terus merajuk. Jadi kupikir dia juga sudah melihatnya, aku memberinya sedikit bonus lagi.”
“Oh,” jawabku.
“Jadi kuturunkan sedikit penutup dadaku dan membiarkan dia melihatnya. Tapi hanya itu saja. Tak apa-apa kan sayang? Kamu tak marah padaku karena sudah memperlihatkan payudaraku sebentar pada teman priaku?” jawabnya dengan nada merajuk.
“Aku rasa begitu…” jawabku datar. Aku sedang membayangkan dia memasturbasi Alan.

Kami mengemasi handuk kami dan kemudian berjalan mengikuti yang lain menuju ke area parkir. Kami masuk ke dalam van yang semua orang di dalamnya tak kukenal lalu mulailah kami berangkat menuju ke pantai. Jalanan yang dilalui sangat jelek dan membuat van yang kami tumpangi terlonjak-lonjak, namun aku tak begitu merasakannya karena aku tengah fokus pada usaha untuk mengingat apa yang kusaksikan pada Dayu dan Alan tadi.

Saat tiba di pantai, kuperhatikan kalau perusahaan juga sudah mengeset sebuah erena untuk permainan bola voli lengkap dengan net-nya dan segera saja Kristin dan Nana sudah berinisiatif untuk memuali sebuah pertandingan. Kuputuskan untuk rebah diatas pasir saja dan melihat, berusaha untuk menata perasaan dan melegakan himpitan dalam dada, sedangkan Dayu langsung bergabung dalam permainan. Kedua team terbagi dalam kelompok wanita dan pria. Sebenarnya pertandingan tersebut menyenangkan untuk disaksikan karena para pemainnya ternyata lumayan mahir dan juga karena para wanita terlihat begitu menawan saat melompat dalam balutan bikini minim mereka. Seiring jalannya pertandingan, suasana semakin bertambah panas, kata-kata jorokdan ejekan penuh sendau gurau terus bersahutan.

Sekarang tibalah saatnya bagi isteriku untuk serve. “Siap-siap guys, kali ini kalian ak akan bisa mengemblikan!” teriaknya.
“Kamu mau bertaruh untuk penutup dadamu?” teriak Eddie membalas.

Langsung terdengar riuh rendah suara menyambut dari para penontonnya. Dayu terdiam beberapa saat, mimik wajahnya menggambarkan ekspresi yang sangat seksi kemudian belas menyahut, “Kalau kamu tak bisa mengembalikannya, kamu harus melepas celanamu!”
“Ok, tapi itu tak akan terjadi sayang!” balas Eddie.

Dayu merespon dengan melempar bola ditangannya tinggi-tinggi dan mengirimkan sebuah serve yang sangat kuat. Aku tak yakin berapa banyak rekan kerjanya yang tahu, kalau dia saat kuliah dulu termasuk andalan dalam team bola voli. Bola tersebut mengarah sangat sesuai dengan yang dia inginkan, mendarat dengan tajam diantara dua pemain yang paling payah.

Para wanita bersorak menyambutnya sedangkan para pria terlihat menepuk kepalnya sambil mengerang kesal. Eddie bersiul dan menghadap ke arah Dayu, kemudian mencengkeram celananya kemudian menurunkannya. Batang penisnya tak sepanjang milik Dave namun jauh lebih besar. Benar-benar cukup besar untuk mengundang siulan dan teriakan dari para wanita. Dayu menatapnya dengan senyum birahi tergambar pada wajahnya. Belum pernah diamenatap bang penisku dengan ekspresi seperti itu sebelumnya.

Dayu bersiap untuk serve berikutnya dan berteriak pada seorang pria yang tak kukenal, “Hey, Don! Mau bertaruh yang sama juga?”
Doni melihat ke arah Eddie, lalu beralih ke dada isteriku dan kemudian menjawab, “Tentu saja!”

Dayu memberikan sebuah serve penuh tenaga lagi, namun kali ini para pria sudah lebih siap menyambutnya. Salah seorang pria melompat menyambut datangnya bola, bola tersebut melayang cukup tinggi bagi Dave untuk menyambutnya dengan smash yang keras. Para wanita terlihat terkejut dengan serangan tersebut, dan begitu bola mendarat mulus diatas pasir, para pria berteriak menyambutnya, “Lepas! Lepas!”

Dayu menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganna, dia tertawa malu, lalu tangannya bergerak kebelakang tubuhnya untuk melepaskan penutup dadanya. Dia menahannya didada untuk beberpa saatdan kemudian melepas kain penutup dada tersebut ke samping. Payudara bulat indahnya yang dihiasi putting merah mencuat terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Para pria mulai bersiut dan berteriak menyambutnya, sedangkan Dayu tampak memerah wajahnya dan tertawa.

Dayu memainkan sisa pertandingan dengan bertelanjang dada, membuat semua orang mendapatkan sebuah tontonan indah. Setiap kali dia berlari atau melompat untuk mengembalikan bola, payudaranya akan memantul dengan seksi. Kuperhatikan semua selangkangan para pria terlihat menonjol karena ereksinya melihat semua gerakan isteriku, khususunya Eddie.

Tak lama kemudian game tersebut berakhir dengan kemenangan dipihak team isteriku. Dayu dia berjalan memungut penutup dadanya, tapi tak memakainya kembali. Lalu dia berjalan menghampiri Eddie, yang baru saja mengambil celananya. Kuamati dia agak merentangkan punggungnya ke belakang, membuat payudaranya lebih menonjol kedepan. Mereka mulai mengobrolkan sesuatu, dan kuperhatikan pandangan isteriku lebih sering tertuju pada batang penis besarnya Eddie dan mata Eddie seakan juga tak mau lepas dari dada isteriku.

Eddie mengucapkan sesuatu, lalu mendorongkan batang penisnya kearah isteriku. Dayu tertawa genit dan menggelengkan kepalanya, tapi pandangannya tak beralih dari batang penis tersebut. Eddie tetap pada posisinya, tak bergerak dan setelah beberapa lama tangan isteriku menggapai ke depan dan menggenggam batang penis milik Eddie. Dia memeganginya sejenak, kemudian dia sedikit menggoyangkannya dan dia tertawa senang.

Eddie juga tertawa, kemudian tangannya terjulur kedepan dan menarik bagian depan dari kain penutup selangkangan yang dipakai Dayu. Dia membungkuk kedepan untuk mengintip vagina isteriku, sedangkan Dayu menjerit malu namun tak berusaha menghentikannya.

Tiba-tiba saja Eddie menyentakkannya turun hingga ke pergelangan kaki isteriku. Dayu menjerit, membuat semua orang menoleh ke arahnya dan menyaksikan vaginanya yang dihiasi rambut tercukur rapi terekspos penuh. Tubuh indah isteriku telah telanjang seutuhnya sekarang, dan ekspresi malunya semakin membuatnya terlihat sangat cantik.

Dengan cepat Dayu menaikkan penutup tubuh bawahnya dengan diiringi sorakan para pria, namun dia tak memakai kembali penutup dadanya. Matahari sudah mulai beranjak ke peraduannya sekarang, lalu Kristin meminta semua orang untuk kembali ke resort, semuanya diminta untuk berkumpul kembali di hot tub jam 10 nanti.

Kami mulai berkemas dan berjalan menuju mobil, kami berjalan dengan santai dan saat kami tiba ke tempat parkir, yang tersisa hanya sebuah mini-van kecil dan orang yang masih ada berjumlah delapan orang. Iseriku adalah satu-satunya wanita dikelompuk ini dan pria yang kukenal dalam grup ini hanyalah Gary dan Dave. Garry naik ke kursi pengemudi dan menyuruh kita semua untuk segera masuk ke dalam mobil.

Barusaja aku hendak menyuruh isteriku agar duduk di kursi belakang, namun Dave yang berada dikursi depan berkata, “Hey, Dayu, duduk disini saja, kupangku! Biar semuanya cukup.”

Dayu sama sekali tak melirikku untuk meminta persetujuan. “Oke,” dia tertawa manja, “Tapi jangan macam-macam!” Kemudian dia naik ke pangkuan Dave, dengan masih hanya memakai penutup tubuh bawahnya saja. Para pria yang lainnya dengan cepat saling berebut naikke kursi tengah, membuatku terpaksa duduk jauh dibelakang.

Semua orang kecuali aku dan Gary sudah dalam keadaan lumayan mabuk. Aku duduk dibelakang, disamping seorang pria yang keadaannya sudah mabuk berat, dan berbicara tentang sepak bola dengan suara yang sangat keras. Semua orang nampak asik dengan topik yang diangkat pria ini, jadi ada empat orang pria yang mabuk saling teriak satu sama lainnya dalam mini-van ini.

Aku tak begitu ingin ikut masuk dalam pembicaraan mereka, karena aku ingin konsentrasi mengawasi isteriku yang berada di depan. Aku tak mau Dave mengambil kesempatan dlam situasi ini. Sudut pandangnku sangat kurang menguntungkan dan aku harus membungkuk ke depan untuk dapat melihat apa yang terjadi dikursi depan.

Pada awalnya kulihat isteriku nampak bersandar ke tubuh Dave di belakangnya, yang berusaha memasang sabuk pengaman ke tubuh mereka berdua. Itu membuatnya harus meraih kedepan dan tangannya menyentuh payudara Dayu karenanya. Dave melakukannya lebih lama dari yang seharusnya, tapi Dayu hanya membiarkannya saja.

Kami mulai memasuki jalanan yang jelek, membuat mini-van ini melompat-lompat dan yang berada didalamnya terguncang. Ditengah guncangan yang terjadi itu kuamati tangan Dave yang semula berada di dada Dayu bergeser ke pahanya. Keduanya asik mengobrol dan tertawa-tawa, tapi karena keberadaanku di belakang dan ditambah pula suar berisik para pria mabuk ini yang membicarakan sepak bola dengan sura yang keras membuatku dapat mendengar apa yang tengah dibcarakan Dayu dengan Dave.

Satu dari pria mabuk ini menoleh padaku dan bertanya tentang team sepak boal favoritku. Aku berusaha untuk tetapa fokus pada kejadian di kursi depan, tapi aku tak ingin menarik perhatian para pria mabuk ini. Jadi kujawab pertanyaaan pria tersebut dan mulai masuk dalam perbicangan tentang sepak bola ini. Jalanan yang kami lalui bertambah semakin parah, dan aku harus susah payah menjaga posisiku agar tetap stabil dan pada perbincangan tersebut.

Saat akhirnya aku bisa melirik ke arah depan lagi, keperhatikan Dayu dan Dave sudah tak memakai sabuk pengaman lagi. Tak ada yang kelihatan aneh. Tangan Dave masih berada dipinggang isteriku, meskipun sekarang posisi duduk Dayu agak lebih naik di pangkuan Dave dan terguncang naik turun. Kupikir guncangan tersebut disebabkan oleh buruknya kondisi jalan, namun saat mobil berhenti dilampu merah, kuperhatikan tubuh Dayu tetap bergerak naik turun. Aku tak bisa melihat ekspresi keduanya dan tiba-tiba saja sebuah prasangka buruk menyergap otakku, mungkin saat ini Dave sedang menyetubuhinya. Kecurigaanku semakin besar saat kuamati mereka berdua sama sekali diam tak saling bicara.

Disisa perjalanan aku membungkuk ke depan dan mengamati tubuh isteriku terayun naik turun, menerka-nerka tentang kemungkinan kemungkin yang terjadi dikursi depan. Setelah sekitar dua puluh menitan, mobil berbelok arah dan sudah tampak resort di depan.

Aku yang paling terakhir keluar dari dalam mobil dan aku bergegas menyusul Dayu yang sudah berjalan didepan bersama Dave dan Gary. Saat akhirnya aku berhasil menyusulnya, kuperhatikan kalau wajahnya tampak memerah dan dia sedikit berkeringat.

“Hey,” kataku, saat semua pria sudah berjalan menjauh didepan. “Apa yang sudah terjadi dikursi depan tadi?”
“Apa? Apa yang sudah kamu lihat?” tanyanya, terdengar terkejut namun juga bersemangat.
“Aku tak bisa melihat, tapi kuperhatikan kalau Dave terlihat sangat menikmati keadaannya,” jawabku mencoba berkilah.
“Jangan marah, sayang, kami hanya bercanda saja,” dia mulai menjelaskan. “Dave terus mengeluh tentang celananya yang sangat sesak, jadi aku menyuruhnya untuk menurunkannya sedikit kalau dia mau. Sebenarnya aku cuma bercanda dan bermaksud menggodanya saja. Aku tak bermaksud agar dia benar-benar melakukannya, tapi dia sungguh-sungguh melakukannya. Andai saja kamu melihat betapa batang penisnya sungguh sangat besar ” terangnya dengan suara pelan namun punuh gairah
“Sayang, batang penisnya itu sungguh besar. Aku menggeseknya dengan pantatku beberapa saat. Lalu dia sepertinya menarik penutup tubuh bawahku kesamping dan kepala penisnya menyelinap masuk ke dalam bibir vaginaku begitu saja. Aku rasa itu tak sengaja. Dan kamu tahu kondisi jalannya yang sangat parah kan? Tubuhku jadi terangkat naik turun dan itu membuat batang penisnya semakin masuk bertambah dalam, hingga akhirnya… kamu mungkin tak percaya sayang, batang penisnya jadi masuk semuanya! Tapi baru sebentar saja aku merasakan vaginaku terisi penuh, mobilnya menghantam gundukan yang besar dan batang penisnya jadi tercabut keluar begitu saja, lalu kubetulkan lagi penutup tubuh bawahku dan selesai, itu saja.”

Ekspresi wajahnya jadi bergairah dan menghiba disaat yang bersamaan. “Tak apa-apa kan sayang? Bukan masalah besar kan? Ini benar-benar kecelakaan dan lagipula dia tak sampai keluar.”

Aku sama sekali tak mampu bicara. Isteriku telah berterus terang dengan sangat gamblang kalau dia baru saja menyetubuhi seorang pria. Tapi apa yang bisa kuperbuat? Aku tak mungkin membuat keributan besar di resort ini, di hadapan semua orang.

“Yah… kalau dia tak sampai keluar, kurasa itu tak maslah,” akhirnya jawabku lirih.
“Kamu sungguh suami yang sangat pengertian sayang!” teriaknya senang sambil memelukku. “Ayo, kita cari sesuatu untuk makan malam!”